Keluarga Yang Sederhana
Dara
Wulan Kusumada
Disebuah
desa Manca hiduplah sebuah keluarga kecil yang sederhana yaitu keluarga Pak No.
Pak No mempunyai sebuah keluarga kecil
yang beranggotakan satu istri dan dua orang anak perempuan. Istri pertama bernama Trisa, anak pertama
bernama Indra dan anak yang kedua alias
anak terakhir bernama Arya. Yah, cukup aneh juga kalau nama itu digunakan untuk
anak perempuan.
Dikehidupannya
Pak No sudah terbiasa bangun pagi, sekitar jam 04.00 ,begitu juga dengan
istrinya . Sedang anak anaknya bangun
pukul setengah 5 pagi. Saat waktu menjelanag subuh tiba ,pak No beserta Istri
dan anaknya melaksankan solat subuh berjamaah dirumah. Setelah melaksanakan solat subuh
berjamaah,Istri Pak No pun menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. Dan menjelang
pukul setengah enam pagi, pak No menyiapkan alat alat untuk dibawa ke ladang
begitu juga dengan anak anaknya yang sudah siap untuk berangkat sekolah.
“
Pak, Nduk. Makanannya sudah siap ! ayo sarapan dulu.”
Pak No dan kedua anaknya pergi menuju ke tempat
makan untuk sarapan pagi bersama. Waktu
pun menjelang siang,Pak No dan istrinya siap siap untuk berangkat ke Ladang,
anak anaknya siap siap berangkat ke sekolah.
Sewaktu
dijalan istri Pak No bertanya kepada suaminya “Pak,kira kira ladang kita mau ditanami
apa setelah panen nanas ini?apa tetap kita tanami nanas atau berubah?”
“bapak
juga bingung buk,mau ditanami apa ya?Bapak masih bingung mau ditanami apa,yang
sekiranya hasilnya dapat dibagi rata sekeluarga. Apa ditanami pohon ketela saja
buk?”jawab bapak.
“emmm,
boleh juga pak. Dan di sela sela itu ditanami pohon jati pak. Bagaimana ?”saran
Istri Pak No.
“boleh
juga bu,kalau selain itu kita juga mencoba beternak bagaimana bu?jadi kita bisa
mendapat penghasilan lebih.”sela Pak No. Tak lama kemudian mereka berdua sampai
di ladang, mereka pun segera membersihkan rumput liar yang ada disekeliling
pohon nanas. Dan mereka melakukan sampai sore hari. Karena waktu sudah
menjelang sore pak No dan istrinya bersiap siap untuk pulang.
Beberapa
minggu kemudian tibalah waktunya pak No untuk memanen nanas nanas tersebut. Dan
tidak disangka pula , nanas pak No dibeli dengan tawaran harga yang tinggi. Pak
No pun langsung senang bukan main. Keesokan harinya pembeli nanas tersebut
datang dan mengatakan bahwa besok hari rabu nanas akan dipanen,pembeli tersebut
akan datang kerumah pak No. Hari rabu pun tiba,pak No menunggu kedatangan
pembeli tersebut hingga sore hari. Namun
pembeli tersebut tak kunjung datang . akhirnya pak No mencoba menengok ke
ladang,mungkin masih memanen nanas tersebut. Sampai di ladang pak No pun
Melongo dan kaget karena hanya rumputlah yang menghiasi ladangnya. Pak No pun
Pulang dengan wajah lesu.
Sesampainya dirumah pak No terdiam dan
berfikir,tertipu lagi. Istrinya datang dan berkata
“
bagaimana pak ?? pembelinya sudah datang, kok ibu tidak melihatnya?atau ditunda
pak?”
Pak No pun menjawab “ Kita tertipu lagi bu,penjual
yang kemarin membohongi kita !”
“Ya sudahlah pak,mungkin memang belum rezeki
kita,lagian juga mana mungkin sekali dayung dua tiga pulau terlampaui,yang
terpenting ita tetap berusaha dan selalu berdoa kepada yang di atas !” sela
ibu.
“Iya bu,oya nanti sore bapak mau kerumah pak de,mau
meminta saran.”
Ibu pun menjawab “ iya pak,tapi bapak makan dulu
ya,seharian bapak belum makankan ?”
“Iya bu,nanti bapak makan dulu.”
Menjelang sore,Pak No berangkat kerumah Pak De. Diperjalanan pak No masih
sempat juga melamun memikirkan kira kira usaha apa yang tida bisa ditipu orang.
Tak lama kemudian Pak No sampai dirumah Pak De.
“Assalamu’alaikum “ salam pak No. Dan ada juga yang menjawab
salam tetapi masih dari dalam rumah. “Wa’alaikumussalam,siapa?(menengok
keluar)oalah ada apa No,kok tumben kesini,wajah cemberut lagi !”
“aku ditipu kang sama seorang pembeli nanas,katanya
mau datang kerumah saya tunggu sampai sore tak kunjung datang,akhirnya saya
pergi ke ladang untuk melihat. Eh eh eh tak disangka, hanya ada semut yang berkeliaran disekitar
rumput.”
“ok bisa ilo No,No . Makanya jadi orang itu jangan
sembrono,langsung percaya sama orang,yang tidak pasti lagi !”
Istri pak De datang dari dalam dengan membawa 2
gelas teh hangat dan camilan berupa pisang goreng dan wechi. “ Ada apa ta
ini,kok sepertinya seru sekali”
Istri pak De melihat ke arah pak No “Ada apa to le
?ok wajahe cemberut begitu?ada masalah ?”
“ini lo bu,Kino ini terkena musibah,nanasnya ludes
ditipu orang,dan searang dia bingung mau bekerja bagaimana,modal saja tidak ada
!” sela Pak De
“Oalah itu to,masalahnya ?temanku baru pulang dari
luar negeri,siapa tau dia mau membantu meminjami uang.coba besok aku tanyakan”kata
istri Pak De
Hari pun menjelang malam,pak No berpamitan pulang.
Yaaahh kini wajahnya tak semurung tadi. Sampai dirumah,pak No masih berfikir
kira kira mau bekerja apa. Akhirnya Pak No tidur karena otaknya lelah alias
frustasi. Keesokan harinya, pak No tak semurung hari kemarin,searang pak No
tidak mau bersusah susah lagi.memang benar kata istrinya . cobaan memang selalu
menghadang. Dan mungkin panenan itu memang bukan rezeki dia.
Pak De datang kerumah Pak No
“Assalamu’alaikum, No,No “
Pak No menjawab dari dalam “iya,wa’alaikumussalam”
“Ini No,temannya
istriku mau meminjamimu uang untuk modal berwirausaha. Semoga kali ini
kamu mengambil jalan yang tepat !” kata Pak De
“Terima Kasih kang !!”
“ya sudah,aku langsung pulang saja aku masih ada
kepentingan sama orang lain,ya sudah ya No,Assalamu’alaikum”
“Ya kang,Wa’alaikumussalam”
Pak No memanggil istrinya lalu berbincang bincang
dan akhirnya mereka memilih untuk menjadi seorang peternak ayam horen. Keesokan
harinya Pak No mulai membeli perlengkapan untuk beternak, yaitu membuat kandang
,beli tempat makan untuk ayam, pakan, vitamin dan lainnya yang dirasa perlu.
Pak No memulai usaha itu dengan telaten, teliti,
tidak sembrono seperti yang sebelum sebelumnya. Hingga beberapa bulan kemudian
Pak No sudah terbiasa dengan beternak,dan Pak No sekarang menjadi peternak ayam
yang mahir dikampungnya. Meskipun kadang kadang masih mengalami kendala yaitu
pakan yang merosot ditambah harga telur yang merosot. Tapi Pak No tidak pernah
mengeluh,karena ada istrinya yang selalu menenemani dan membantu. Dan Pak No
pernah menengok kebelakang. Memang benar untuk menjadi seorang wirausaha itu
tidak mudah. Butuh ketelatenan yang super.
Alhamdulilah sekarang Pak No menjadi peternak yang Sukses. Dan dikenal
ramah serta baik hati.
Kelas XI TKJ 1
Abs : 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar