Sabtu, 15 November 2014

contoh cerpen kewirausahaan



Keluarga Yang Sederhana
Dara Wulan Kusumada

          Disebuah desa Manca hiduplah sebuah keluarga kecil yang sederhana yaitu keluarga Pak No.  Pak No mempunyai sebuah keluarga kecil yang beranggotakan satu istri dan dua orang anak perempuan.  Istri pertama bernama Trisa, anak pertama bernama  Indra dan anak yang kedua alias anak terakhir bernama Arya. Yah, cukup aneh juga kalau nama itu digunakan untuk anak perempuan.
          Dikehidupannya Pak No sudah terbiasa bangun pagi, sekitar jam 04.00 ,begitu juga dengan istrinya . Sedang anak anaknya  bangun pukul setengah 5 pagi. Saat waktu menjelanag subuh tiba ,pak No beserta Istri dan anaknya melaksankan solat subuh berjamaah dirumah.  Setelah melaksanakan solat subuh berjamaah,Istri Pak No pun menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. Dan menjelang pukul setengah enam pagi, pak No menyiapkan alat alat untuk dibawa ke ladang begitu juga dengan anak anaknya yang sudah siap untuk berangkat sekolah.
          “ Pak, Nduk. Makanannya sudah siap ! ayo sarapan dulu.”
Pak No dan kedua anaknya pergi menuju ke tempat makan untuk sarapan pagi bersama.  Waktu pun menjelang siang,Pak No dan istrinya siap siap untuk berangkat ke Ladang, anak anaknya siap siap berangkat ke sekolah.
          Sewaktu dijalan istri Pak No bertanya kepada suaminya “Pak,kira kira ladang kita mau ditanami apa setelah panen nanas ini?apa tetap kita tanami nanas atau berubah?”
          “bapak juga bingung buk,mau ditanami apa ya?Bapak masih bingung mau ditanami apa,yang sekiranya hasilnya dapat dibagi rata sekeluarga. Apa ditanami pohon ketela saja buk?”jawab bapak.
          “emmm, boleh juga pak. Dan di sela sela itu ditanami pohon jati pak. Bagaimana ?”saran Istri Pak No.
          “boleh juga bu,kalau selain itu kita juga mencoba beternak bagaimana bu?jadi kita bisa mendapat penghasilan lebih.”sela Pak No. Tak lama kemudian mereka berdua sampai di ladang, mereka pun segera membersihkan rumput liar yang ada disekeliling pohon nanas. Dan mereka melakukan sampai sore hari. Karena waktu sudah menjelang sore pak No dan istrinya bersiap siap untuk pulang.
          Beberapa minggu kemudian tibalah waktunya pak No untuk memanen nanas nanas tersebut. Dan tidak disangka pula , nanas pak No dibeli dengan tawaran harga yang tinggi. Pak No pun langsung senang bukan main. Keesokan harinya pembeli nanas tersebut datang dan mengatakan bahwa besok hari rabu nanas akan dipanen,pembeli tersebut akan datang kerumah pak No. Hari rabu pun tiba,pak No menunggu kedatangan pembeli tersebut  hingga sore hari. Namun pembeli tersebut tak kunjung datang . akhirnya pak No mencoba menengok ke ladang,mungkin masih memanen nanas tersebut. Sampai di ladang pak No pun Melongo dan kaget karena hanya rumputlah yang menghiasi ladangnya. Pak No pun Pulang dengan wajah lesu.
Sesampainya dirumah pak No terdiam dan berfikir,tertipu lagi. Istrinya datang dan berkata
          “ bagaimana pak ?? pembelinya sudah datang, kok ibu tidak melihatnya?atau ditunda pak?”
Pak No pun menjawab “ Kita tertipu lagi bu,penjual yang kemarin membohongi kita !”
“Ya sudahlah pak,mungkin memang belum rezeki kita,lagian juga mana mungkin sekali dayung dua tiga pulau terlampaui,yang terpenting ita tetap berusaha dan selalu berdoa kepada yang di atas !” sela ibu.
“Iya bu,oya nanti sore bapak mau kerumah pak de,mau meminta saran.”
Ibu pun menjawab “ iya pak,tapi bapak makan dulu ya,seharian bapak belum makankan ?”
“Iya bu,nanti bapak makan dulu.”
Menjelang sore,Pak No berangkat  kerumah Pak De. Diperjalanan pak No masih sempat juga melamun memikirkan kira kira usaha apa yang tida bisa ditipu orang. Tak lama kemudian Pak No sampai dirumah Pak De.
“Assalamu’alaikum “ salam pak No. Dan ada juga yang menjawab salam tetapi masih dari dalam rumah. “Wa’alaikumussalam,siapa?(menengok keluar)oalah ada apa No,kok tumben kesini,wajah cemberut lagi !”
“aku ditipu kang sama seorang pembeli nanas,katanya mau datang kerumah saya tunggu sampai sore tak kunjung datang,akhirnya saya pergi ke ladang untuk melihat. Eh eh eh tak disangka,  hanya ada semut yang berkeliaran disekitar rumput.”
“ok bisa ilo No,No . Makanya jadi orang itu jangan sembrono,langsung percaya sama orang,yang tidak pasti lagi !”
Istri pak De datang dari dalam dengan membawa 2 gelas teh hangat dan camilan berupa pisang goreng dan wechi. “ Ada apa ta ini,kok sepertinya seru sekali”
Istri pak De melihat ke arah pak No “Ada apa to le ?ok wajahe cemberut begitu?ada masalah ?”
“ini lo bu,Kino ini terkena musibah,nanasnya ludes ditipu orang,dan searang dia bingung mau bekerja bagaimana,modal saja tidak ada !” sela Pak De
“Oalah itu to,masalahnya ?temanku baru pulang dari luar negeri,siapa tau dia mau membantu meminjami uang.coba besok aku tanyakan”kata istri Pak De
Hari pun menjelang malam,pak No berpamitan pulang. Yaaahh kini wajahnya tak semurung tadi. Sampai dirumah,pak No masih berfikir kira kira mau bekerja apa. Akhirnya Pak No tidur karena otaknya lelah alias frustasi. Keesokan harinya, pak No tak semurung hari kemarin,searang pak No tidak mau bersusah susah lagi.memang benar kata istrinya . cobaan memang selalu menghadang. Dan mungkin panenan itu memang bukan rezeki dia.
Pak De datang kerumah Pak No
“Assalamu’alaikum, No,No “
Pak No menjawab dari dalam “iya,wa’alaikumussalam”
“Ini No,temannya  istriku mau meminjamimu uang untuk modal berwirausaha. Semoga kali ini kamu mengambil jalan yang tepat !” kata Pak De
“Terima Kasih kang !!”
“ya sudah,aku langsung pulang saja aku masih ada kepentingan sama orang lain,ya sudah ya No,Assalamu’alaikum”
“Ya kang,Wa’alaikumussalam”
Pak No memanggil istrinya lalu berbincang bincang dan akhirnya mereka memilih untuk menjadi seorang peternak ayam horen. Keesokan harinya Pak No mulai membeli perlengkapan untuk beternak, yaitu membuat kandang ,beli tempat makan untuk ayam, pakan, vitamin dan lainnya yang dirasa perlu.
Pak No memulai usaha itu dengan telaten, teliti, tidak sembrono seperti yang sebelum sebelumnya. Hingga beberapa bulan kemudian Pak No sudah terbiasa dengan beternak,dan Pak No sekarang menjadi peternak ayam yang mahir dikampungnya. Meskipun kadang kadang masih mengalami kendala yaitu pakan yang merosot ditambah harga telur yang merosot. Tapi Pak No tidak pernah mengeluh,karena ada istrinya yang selalu menenemani dan membantu. Dan Pak No pernah menengok kebelakang. Memang benar untuk menjadi seorang wirausaha itu tidak mudah. Butuh ketelatenan yang super.  Alhamdulilah sekarang Pak No menjadi peternak yang Sukses. Dan dikenal ramah serta baik hati.

Kelas XI TKJ 1
Abs : 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar