KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
I.
PENGERTIAN
·
Kolonialisme adalah suatu usaha untuk melakukan sistem permukiman warga
dari suatu negara diluar wilayah negara induknya atau negara asalnya.
·
Imperialisme adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan
atau jajahan untuk mendirikan imperium atau kekaisaran.
II.
LAHIRNYA
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
1. Gold,Glory,Gospel
1. Gold
Emas yang identik dengan kekayaan bagi kristen untuk menjajah bangsa Indonesia, mengambil secara paksa atau tepatnya merampas kepemilikan pribadi dari tiap-tiap rakyat Indonesia. Disini tidak ada kata sebutan yang lebih buruk bagi mereka selain kata perampok.
selain itu mereka juga merampas kekayaan alam indonesia dari hasil alamnya maupun hasil tambang tanah Indonesia yang merupakan hak mutlak bangsa Indonesia, sehinngga tidak salah jika menyebut mereka bangsa Penjarah.
Tidak hanya Sumber daya alam yang mereka rampok dan jarah, tetapi manusia Indonesia yang mereka peras keringatnya untuk kemudian di injak-injak bagai binatang, sebuah bentuk lain dari perbudakan.
2. Glory
Kemenangan yang biasanya didapatkan dari menaklukkan lawan. Tetapi entah masih bisa disebut sebagi kemenangan dengan menaklukkan bangsa yang menyambut kedatangan mereka layaknya tamu. menaklukkan bangsa yang sama sekali tidak berdosa terhadap mereka. menaklukkan hanya untuk kesenangan membunuh, menindas, merampok dan menjarah juga memperbudak. bahkan seorang barbar pun masih menghormati nilai-nilai kepahlawanan. maka dari itulah mereka dapat digolongkan bangsa yang bukan hanya lebih rendah dari bar-bar, tetapi juga lebih rendah dari binatang.
3. Gospel
Agama, maka dari sinilah Kristen berkembang di Indonesia.
Emas yang identik dengan kekayaan bagi kristen untuk menjajah bangsa Indonesia, mengambil secara paksa atau tepatnya merampas kepemilikan pribadi dari tiap-tiap rakyat Indonesia. Disini tidak ada kata sebutan yang lebih buruk bagi mereka selain kata perampok.
selain itu mereka juga merampas kekayaan alam indonesia dari hasil alamnya maupun hasil tambang tanah Indonesia yang merupakan hak mutlak bangsa Indonesia, sehinngga tidak salah jika menyebut mereka bangsa Penjarah.
Tidak hanya Sumber daya alam yang mereka rampok dan jarah, tetapi manusia Indonesia yang mereka peras keringatnya untuk kemudian di injak-injak bagai binatang, sebuah bentuk lain dari perbudakan.
2. Glory
Kemenangan yang biasanya didapatkan dari menaklukkan lawan. Tetapi entah masih bisa disebut sebagi kemenangan dengan menaklukkan bangsa yang menyambut kedatangan mereka layaknya tamu. menaklukkan bangsa yang sama sekali tidak berdosa terhadap mereka. menaklukkan hanya untuk kesenangan membunuh, menindas, merampok dan menjarah juga memperbudak. bahkan seorang barbar pun masih menghormati nilai-nilai kepahlawanan. maka dari itulah mereka dapat digolongkan bangsa yang bukan hanya lebih rendah dari bar-bar, tetapi juga lebih rendah dari binatang.
3. Gospel
Agama, maka dari sinilah Kristen berkembang di Indonesia.
2. Faktor Pendukung
Faktor
ekstern yang mempengaruhi nasionalisme Indonesia adalah:
(1) pengaruh
faham-faham modern dari Eropa (liberalisme, humanisme, nasionalisme,
komunisme);
(2) pengaruh gerakan
Pan-Islamisme;
(3) Pengaruh
pergerakan bangsa terjajah di Asia; dan
(4) Pengaruh kemenangan
Jepang atas Rusia.
Sedangkan faktor Intern yang mendorong munculnya semangat
kebangsaan atau nasionalisme adalah:
(1) timbulnya kembali golongan pertengahan,
kaum terpelajar;
(2) adanya penderitaan
dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan;
(3) pengaruh golongan peranakan; dan
(4) adanya keinginan untuk melepaskan diri
dari imperialisme.
3. Faktor Pemicu
a.kisah perjalanan Marcopolo(1254-1324)
b.Jatuhnya konstatinopel ke tangan turki tahun 1453
menyebabkan terputusnya hubungan dagang kedunia timur
c.Adanya reconquesta terhadap orang orang beragama islam
d.Adanya penemuan kompas yang berfungsi menentukan arah dan
posisi laut
e.Penemuan copernicus yang didukung oleh galileo menyatakan
bahwa bumi itu bulat
f.Ingin memperoleh keuntungan sebanyak banyaknya yang disebut
3G(gold,glory,gospel)
III.
KOLONIALISME
DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
a. Portugis
Semangat bertualang
telah mendorong bangsa Portugis untuk mengarungi lautan. Mereka ingin
menaklukkan tantangan alam, ingin menaklukkan orang yang berbeda keyakinan
dengan mereka, ingin menyebarkan agama Kristen, serta menumpas bangsa-bangsa
yang dianggap menghalangi tujuan mereka. Oleh karena itu, kapal penjelajah
Portugis selalu dilengkapi dengan meriam. Senjata tersebut digunakan ketika
mereka akan mendarat di pelabuhan yang didatanginya.
Bangsa-bangsa Eropa
mengenal wilayah Asia, termasuk Indonesia, melalui perdagangan. Putusnya jalur
perdagangan Laut Tengah telah mendorong
Portugis untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah, yaitu Maluku. Dari
sinilah sejarah penjajahan di Indonesia dimulai. Pelayaran
Portugis ke Indonesia dipimpin oleh AlfonsoD’Alburquerque (1459-1511).
Kedatangan Bangsa Portugis di Malaka dan Sumatra tidak disukai oleh sultan
Malaka. Oleh karena itu, sultan-sultan di Malaka dan Sumatra, termasuk Aceh,
melakukan penyerangan berkali-kali kepada Portugis. Ada kalanya dalam
melakuakan penyerangan, mereka bersatu dengan kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa.
Namun, penyerangan mereka selalu mengalami kegagalan, bahkan armada Jawa di
Malaka berhasil dihancurkan Portugis.
Ekspedisi Portugis di
bawah pimpinan AlfonsoD’Alburquerque berhasil menaklukkan Malaka pada tahun
1511. Kolonialisme Portugis di Indonesia yang diawali dengan kedatangan
AlfonsoD’Alburquerque tersebut, dilakuakn dengan mengembangkan sistem
imperialisme modern. Semboyan mereka adalah Gold
(kekayaan), Glory (kejayaan), Gospel (kitab suci).
Pada bulan Desember, AlfonsoD’Alburquerque mengirim tiga kapal
untuk menjelajah ke arah timur, di bawah pimpinan
Antonio da Breu. Mereka meninggalkan Malaka dan menuju Madura, Bali,
Lombok, Aru, dan Banda. Namun dua kapal yang dipimpin Antonio da Breu kandas di
Banda.
Akhirnya Antonio da Breu pun kembali ke Malaka.
Penjelajahan dilanjutkan oleh FransiscoSerrao yang berhasil mencapai Ambon,
Ternate, dan Tidore. Portugis membangun sebuah benteng di Ternate.
Pada tahun 1513, Portugis membangun pabrik-pabrik di
Ternate dan Bacan. Pada bulan Mei 1522, ekspedisi Portugis yang dipimpin oleh
deBritox tiba di Ternate dan membangun benteng yang bernama “Sao Paolo”.
Antonio da Galveo menjadi gubernur di sana. Di Ternate, Portugis menangkap
Sultan Tabariji yang sedang berkuasa, karena dicurigai sebagai bagian dari
gerakan anti-Portugis. Portugis pun melakukan penggantian kedudukan Sultan
Tabariji oleh saudaranya.
Selain itu Portugis
juga membantu Ternate mengawasi Kesultanan Jailolo di Halmahera. Pada tahun
1570, sultan Ternate yang bernama Sultan Khairun menandatangani perjanjian
persahabatan dengan Portugis. Namun, sehari sesudahnya, Sultan Khairun
ditemukan meninggal karena racun. Rakyat Ternate menaruh curiga kepada
Portugis.
Setelah kematian
Sultan Khairun, putra Sultan Khairun yang bernama Baabullah diangkat menjadi
sultan (1570-1583). Ia berjanji akan mengusir Portugis dari benteng mereka.
Pada tahun 1575, Baabullah pun telah memenuhi janjinya. Ia berhasil mengusir
Portugis dari Ternate.
Namun, selain di
Ternate, Portugis juga telah berhasil menguasai daerah-daerah lain di
Indonesia, seperti: Timor, Demak,Aceh, Flores, Ambon, dan lain-lain. Kebencian
rakyat Indonesia terhadap Portugis mendorong mereka untuk mengadakan
perlawanan. Rakyat Indonesia ingin mengusir Portugis dari bumi Indonesia.
b. Spanyol
Ekspedisi
Spanyol tiba di Maluku pada tahun 1521 dipimpin oleh Ferdinand deMagelhaens.
Kedatangan bangsa Spanyol ke Indonesia memiliki tujuan yang sama dengan
Portugis, yaitu untuk menjajah dan menguasai perdagangan rempah-rempah. Oleh
karena itu, kedatangan bangsa Spanyol di Maluku menimbulkan persaingan dan
perselisihan dengan bangsa Portugis. Portugis merasa terganggu dalam usahanya
untuk menjajah dan menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku. Hal ini
menyebabkan timbulnya pertentangan antara Portugis dan Spanyol. Masing-masing
dari mereka mendapat batuan dari kerajaan di Maluku yang juga saling berslisih,
yaitu kerajaan Ternate dan Tidore. Perselisihan dua kerajaan tersebut dijadikan
kesempatan oleh Portugis dan Spanyol untuk mendapatkan dukungan. Portugis pun
menyerang Spanyol yang didukung Tidore dengan bantuan Ternate. Pada tahun 1529,
Portugis dan Ternate berhasil mengalahkan Spanyol dan Tidore.
Tetapi melalui “Perjanjian Saragosa” (1529), mereka sepakat untuk membagi
daerah jajahan. Perselisihan di antara mereka dapat diakhiri, kemudian Spanyol
meninggalkan Maluku untuk mencari daerah jajahan baru. Sedangkan Portugis
semakin leluasa menancapkan kekuasaannya di Maluku.
c.Belanda
faktor apakah yang mendorong belanda berusaha mencari jalan ke timur serta
melakukan penjajahan ???
pada tahun 1580 portugis diduduki oleh Spanyol,sementara itu Belanda
terlibat perang kemerdekaan melawan Spanyol pada tahun 1568-1648 maka oleh
spanyol para pedagang Belanda tidak diijinkan membeli rempah rempah yang
berpusat di Lisabon.Para pedagang Bewlanda kemudian berusaha mencari sendiri
pusat rempah rempah di dunia timur.
Para petualang Belanda
beruntung karena mereka memperoleh informasi perjalanan bangsa Portugis ke Asia
dan Indonesia dari Jan Hoygen Van Linschoten,seorang penjelajah Belanda yang
ikut pelayaran ke Portugis sampai di Indonesia.Ia menulis buku yang berjudul
“itinerario,voyage ofte schipvert naer Oost ofte Portgaels Indiens”(catatan
perjalanan ke timur atau hindia portugis.)
Pada
tahun 1596 Cornelis de Houtman dengan 4 buah kapal berawak kapal 249 orang
mendarat di Banten.Kehadiran Belanda di Nusantara mengaawali penjajahan di
Indonesia ditandai dengan terbentuknya VOC(verenigde Oost Indische
Compagnie)tahun 1602.
IV.
VOC
A.BERDIRINYA
VOC
VOC berdiri tahun 1602. VOC atau kongsi dagang Belanda ini memiliki sasaran utama untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Untuk mencapai sasaran itu VOC menetapkan strategi menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Dengan cara seperti ini, VOC akan dengan mudah mengkontrol aktivitas perdagangan di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan penting belanda menggunakan kekuatan armada pasukannya.
Tujuannya untuk merebut pelabuhan dari tangan penguasa setempat ataupun dari bangsa Eropa yang lain. Untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia Belanda tidak jarang mencampuri urusan pemerintahan kerajaan tersebutdan melakukan politik adu domba. Sebagai contoh ketika VOC ingin mendapatkan hakmonopoli perdagangan di Banten VOC berhasil mempengaruhi anak sultan AgengTirtayasa yang bernama sultan
haji.
Selain itu VOC juga membuat perjanjian Dengan Banten. Isi perjanjian itu antara lain:
1.
VOC berhak penuh atas perdagangan di Banten dan Lampung.
2.
VOC berhak turut campur dalam urusan pemerintahan Banten.
3.
Kekuasaan atas Cirebon di serahkan kepada VOC
4.
Banten harus menanggung biaya perang.
Perlawanan rakyatBanten masih terus berkobar di bawah pimpinan Kyai Tapa dan Ratu Bagus. Bahkan mereka mendapat bantuan dari Ibnu Iskandar dari Sumatra
barat. Kerajaan Banten kemudian mengalami kemunduran dan diperkirakan hancur sekitar permulaan abad ke-19.
B.KEBIJAKAN VOC
kebijakan-kebijakan VOC yang diterapkan di
Indonesia.
- Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
- Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
- Untuk memperkuat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
- Melaksanakan sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda.
- Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke Jayakarta (Batavia). f. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongitochten).
- Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
- Adanya verplichteleverantie (penyerahan wajib) dan Priangerstelsel (sistem Priangan).
Berikut ini pengaruh kebijakan VOC bagi
rakyat Indonesia.
- Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
- Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC.
- Hak oktroi (istimewa) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, dan menderita.
- Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika perjanjian, dan prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam).
- Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan, dan pembunuhan.
- Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang bisa berlebih.
C.
Pembubaran VOC
Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran
karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. Alasannya adalah sebagai berikut:
- Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
- Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa
- Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak
- Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan
- Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
- Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan
alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7
juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang,
benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.
V.
INDONESIA
PASCA VOC
A.Pemerintahan Daendels di
Indonesia,
Pada akhir abad 18 di daratan Eropa terjadi suatu pergolakan akibat adanya pengaruh Revolusi Perancis. Negeri Belanda dikuasai oleh Perancis dibawah pemerintahan Louis Napoleon, yang mengutus Herman Willem
Daendels menjadi gubernurjendral di Indonesia dengan dua tugas utama, yaitu :
-
meningkatkan pemasukan kas Negara, setelah VOC bubar
-
mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris
Untuk menjalankan tugasnya yang pertama,yaitu meningkatkan pemasukan kas Negara, Daendels mengambil langkah :
-
menjual tanah kepada pihak partikelir
-
menerapkan aturan Continganten Stelsel,dan VerplichteLeverantie
-
melaksanakan kerja paksa rodi
-
memperluas tanaman kopi
Sedangkan untuk menjalankan tugasnya yang kedua, yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris, maka Daendels mengambil langkah :
-
mendirikan pabrik senjata di Batavis dan Surabaya
-
memperkuat pasukan dengan orang orang Indonesia
-
membangun pangkalan militer di merak dan Ujung Kulon
-
mendirikan benteng benteng pertahanan
-
membuatjalan raya sepanjang Anyer-panarukan.
Semua langkah langkah Daendels
menggunakan tenaga kerja paksa yang banyak memakan korban, sehingga
pemerintahan Daendelsdi Indonesia dikenal sebagai pemerintahan yang sangat
kejam. Ke kejaman daendels inilah yang mengakibatkan ia dipanggil pulang kenegerinya, dan digantikan oleh Gubernur Jendral Jansens.
B.Pemerintahan Raffles di
Indonesia,
Pada saat pemerintahan Gubernur
JendralJansen, kekuatan belanda sudah lemah, sehingga ketika Inggris dating,
Belanda tak mampu menahan serangan Inggris, dan akhirnya belanda menyerah
kepada Inggris dengan menandatangani “Kapitulasi Tuntang”, yang berisi
“Penyerahan wilayah kekuasaan belanda di Indoneia kepada tentara kerajaan
Inggris di Indonesia”. Dengan ditanda tanganinya Kapitulasi Tuntang, maka secara resmi dimulailah penjajahan Inggris di Indoesia.
Ketika berkuasa di Indonesia, Inggris
mengirim Thomas Stamfordraffles sebagai gubernurjendral di Indonesia, yang
segera banyak menjalankan beberapa kebijakan untuk pembaharuan di Indonesia,
diantaranya yang terkenal adalah “Sistim Pajak/Sewa Tanah”dengan tujuan untuk
mengeruk keuntungan, namun sayangnya kebijakan Raffles tidak menuai hasil
seperti yang diharapkan karena adanya kendala kendala, antara lain bahwa pada
saat itu masyarakat Indonesia belum mengenal sistim ekonomi uang.Raffles kegiatannya:
1. Menulis buku History of Java.
2.Menemukan Bunga Bangkai yang
diberinama: Rafflesia Arnoldi
3. Memperindah Kebun raya Bogor
4. Menemukan / membersihkan Candi
Candi yang sempat terbengkalai.
Tahun 1814 Perjanjian / Konvensi
London maka Inggris menyerahkan Hindia/Indonesia kepada Belanda.
Maka kembali
pemerintahan Belanda di Indonesia :
1. Van derCapellen ( 1814-
2. Van Den Bosh dengan
kebijakannya Tanam Paksa ( Cultuurstelsel) 1830
VI.
MASA KEKUASAAN BELANDA KEDUA
Dengan Perjanjian London, Belanda memperoleh kembali jajahannya atas
Indonesia. Kemudian Belanda membentuk Komisaris Jenderal yang akan melaksanakan
kembali kekuasaan di Indonesia yang beranggotakan Elout, Buyskes, dan Van
derCapellen. Namun oleh Inggris, ada wilayah Indonesia yang tidak dikembalikan
kepada Belanda, yakni daerah Sumatra dan sekitarnya. Pada bulan Maret 1816,
Raffles menyerahkan kekuasaannya kepada John Fendall. Setelah itu, Raffles
segera menuju Singapura dan membangun kota Singapura (1819). Singapura
dijadikan pusat pertahanan Inggris sampaiPerang Dunia II.
Sementara itu. bekas wilayah kekuasaan Raffles diserahkan oleh John Fendall
kepada Komisaris Jenderal pada tanggal 19 Agustus 1816. Dengan demikian,
Indonesia sepenuhnya menjadi daerah kekuasaan Belanda dan diberi nama
Nederlands Indie (Hindia Belanda). Kehadiran Belanda kembali ke Indonesia
banyak ditentang oleh rakyat dan raja-raja daerah sebab pada masa lalu
kekuasaan raja banyak dikurangi. Belanda juga pernah melaksanakan monopoli
dagang yang merugikan rakyat sehingga menimbulkan rasa antipati rakyat terhadap
Belanda. Kebencian ini lalu menimbulkan gerakan anti penjajahan Belanda seperti
perlawanan Thomas Matulessi, Perang Diponegoro, dan Perang Padri.
A.Tanam Paksa (CultuurStelsel)
Pada
tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk
Indonesia, yaitu Van den Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi
tanaman ekspor, seperti tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu
manis. Dalam hal ini, Van den Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa.
Adapun hal-hal yang mendorong Van den Bosch melaksanakan tanam paksa, antara
lain, Belanda membutuhkan banyak dana untuk membiayai peperangan, baik di
negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia. Akibatnya, kas negara Belanda
kosong. Sementara itu, di Eropa terjadi perang Belanda melawan Belgia (1830 -
1839) yang juga menelan banyak biaya. Tujuan
diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk membayar
utang-utang negara.
Adapun pokok-pokok aturan tanam paksa sebagai berikut.
1) Seperlima tanah penduduk wajib ditanami tanaman yang laku dalam perdagangan internasional/Eropa.
2) Tanah yang ditanami bebas pajak.
3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman perdagangan tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi.
4) Hasil tanaman perdagangan diserahkan kepada pemerintah dan jika harga yang ditaksir melebihi pajak, kelebihan itu milik rakyat dan diberikan cultuurprocenten.
Latar belakang tanam paksa.
1. Di Eropa, Belanda terlibat perang melawan Belgia sehingga menghabiskan biaya yang besar.
2. Di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), banyakterjadi perlawanan dari rakyat, seperti Perang Diponegoro dan Perang Padri yang juga menguras keuangan Belanda.
3. Kas negara Belanda kosong dan utang yang ditanggung Belanda cukup berat.
4. Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak. Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat.
Bentuk penyelewengan tersebut, misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda (kerja rodi), kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda. Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar tanam paksa dihapuskan. Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, dan waduk. Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat, sehingga sebagian besar penghasilan rakyat habis untuk membayar pajak. Akibatnya, rakyat tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga kelaparan terjadi di mana-mana, seperti Cirebon, Demak, dan Grobogan. Sementara itu di pihak Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar. Praktik tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus membayar utang-utang akibat banyak perang.
Adapun tokoh-tokoh kaum humanis anti tanam paksa sebagai berikut.
1) EduardDouwesDekker yang memprotes pelaksanaan tanam paksa melalui tulisannya berjudul Max Havelaar. Dalam tulisan tersebut, ia menggunakan nama samaranMultatuli, artinya aku yang menderita.
2) BaronvanHoevell, ia seorang pendeta di Batavia yang berjuang agar tanam paksa dihapuskan. Usahanya mendapat bantuan Menteri Keuangan Torbecke.
3) FransenvandePute, ia seorang anggota Majelis Rendah yang mengusulkan tanam paksa dihapuskan.
4) Van Deventer, pada tahun 1899, menulis artikel berjudul Een Eereschuld (Utang Budi) yang dimuat dalam majalah De Gids.
Artikel tersebut berisi, antara lain, Trilogi Van Deventer yang mencakup edukasi, irigasi, dan transmigrasi. Edukasi artinya mendirikan sekolah-sekolah bagi pribumi dan akhirnya akan melahirkan kaum cerdik pandai yang memelopori pergerakan nasional Indonesia. Irigasi artinya mengairi sawah-sawah, namun pada praktiknya yang diairi hanya perkebunan milik Belanda.
Transmigrasi artinya memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa, misalnya Sumatra. Namun praktiknya berubah menjadi emigrasi, yaitu memindahkan penduduk Indonesia ke Suriname untuk kepentingan perkebunan Belanda. Akhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali dengan dikeluarkannya undang-undang (RegreringReglement) pada tahun 1854 tentang penghapusan perbudakan. Namun pada praktiknya, perbudakan baru dihapuskan pada tanggal 1 Januari 1860. Selanjutnya, pada tahun 1864 dikeluarkan Undang-Undang Keuangan (Comptabiliteits Wet) yang mewajibkan anggaran belanja Hindia Belanda disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan demikian, ada pengawasan dari Badan Legislatif di Nederland. Kemudian pada tahun 1870 dikeluarkan UU Gula (Suiker Wet) dan UU Tanah (Agrarische Wet). Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917. Sebagai bukti, kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatra Barat dihapuskan.
Adapun pokok-pokok aturan tanam paksa sebagai berikut.
1) Seperlima tanah penduduk wajib ditanami tanaman yang laku dalam perdagangan internasional/Eropa.
2) Tanah yang ditanami bebas pajak.
3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman perdagangan tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi.
4) Hasil tanaman perdagangan diserahkan kepada pemerintah dan jika harga yang ditaksir melebihi pajak, kelebihan itu milik rakyat dan diberikan cultuurprocenten.
Latar belakang tanam paksa.
1. Di Eropa, Belanda terlibat perang melawan Belgia sehingga menghabiskan biaya yang besar.
2. Di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), banyakterjadi perlawanan dari rakyat, seperti Perang Diponegoro dan Perang Padri yang juga menguras keuangan Belanda.
3. Kas negara Belanda kosong dan utang yang ditanggung Belanda cukup berat.
4. Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak. Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat.
Bentuk penyelewengan tersebut, misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda (kerja rodi), kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda. Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar tanam paksa dihapuskan. Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, dan waduk. Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat, sehingga sebagian besar penghasilan rakyat habis untuk membayar pajak. Akibatnya, rakyat tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga kelaparan terjadi di mana-mana, seperti Cirebon, Demak, dan Grobogan. Sementara itu di pihak Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar. Praktik tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus membayar utang-utang akibat banyak perang.
Adapun tokoh-tokoh kaum humanis anti tanam paksa sebagai berikut.
1) EduardDouwesDekker yang memprotes pelaksanaan tanam paksa melalui tulisannya berjudul Max Havelaar. Dalam tulisan tersebut, ia menggunakan nama samaranMultatuli, artinya aku yang menderita.
2) BaronvanHoevell, ia seorang pendeta di Batavia yang berjuang agar tanam paksa dihapuskan. Usahanya mendapat bantuan Menteri Keuangan Torbecke.
3) FransenvandePute, ia seorang anggota Majelis Rendah yang mengusulkan tanam paksa dihapuskan.
4) Van Deventer, pada tahun 1899, menulis artikel berjudul Een Eereschuld (Utang Budi) yang dimuat dalam majalah De Gids.
Artikel tersebut berisi, antara lain, Trilogi Van Deventer yang mencakup edukasi, irigasi, dan transmigrasi. Edukasi artinya mendirikan sekolah-sekolah bagi pribumi dan akhirnya akan melahirkan kaum cerdik pandai yang memelopori pergerakan nasional Indonesia. Irigasi artinya mengairi sawah-sawah, namun pada praktiknya yang diairi hanya perkebunan milik Belanda.
Transmigrasi artinya memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa, misalnya Sumatra. Namun praktiknya berubah menjadi emigrasi, yaitu memindahkan penduduk Indonesia ke Suriname untuk kepentingan perkebunan Belanda. Akhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali dengan dikeluarkannya undang-undang (RegreringReglement) pada tahun 1854 tentang penghapusan perbudakan. Namun pada praktiknya, perbudakan baru dihapuskan pada tanggal 1 Januari 1860. Selanjutnya, pada tahun 1864 dikeluarkan Undang-Undang Keuangan (Comptabiliteits Wet) yang mewajibkan anggaran belanja Hindia Belanda disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan demikian, ada pengawasan dari Badan Legislatif di Nederland. Kemudian pada tahun 1870 dikeluarkan UU Gula (Suiker Wet) dan UU Tanah (Agrarische Wet). Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917. Sebagai bukti, kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatra Barat dihapuskan.
B.Pelaksanan
Politik Ekonomi Pintu Terbuka(1870-1900)
a. pengertiannya adalah pemerintah memberi kesempatan luas kepada para pengusaha swasta
asing menanamkan modalnya di Indonesia.
Latar Belakang :



b. kaum liberal
berpendapat bahwa perekonomian dapat berjalan lancar jika :
1) masyarakat bebas melakukan
kegiatan ekonomi dan pihak swasta berhak memiliki peralatan produksi.
2) pemerintah tidak campur tangan
dalam urusan perekonomian.
dimulai sejak dikeluarkan
Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet)
dan Undang-Undang Gula (Suiker Wet)
tahun 1870.
d. selama berlangsung Politik Pintu Terbuka
(PPT) perdagangan luar negeri berkembang pesat.
Pelaksanaan
Politik Liberal :
1)
dimulai sejak golongan liberal mendominasi pemerintah Belanda tahun 1870
dengan menjalankan Politik Liberal yang tujuannya memajukan usaha swasta.
2)
Langkah-langkah golongan liberal :
a) meningkatkan penanaman modal swasta dalam bidang perkebunan (Onderneming) dan pertambangan.
b) menetapkan Undang-Undang Agraria (Agrarische
Wet) tahun 1870 :
1) Isinya ada 5
yaitu :
v Para pengusaha Eropa dapat menyewa tanah milik pemerintah maksimal 75 tahun
v Gubernur Jenderal tidak boleh menyewakan tanah milik penduduk dan mengambil
tanah yang dibuka rakyat
v Gubernur Jenderal dapat menyewakan tanah yang diatur undang-undang.
v Para pengusaha Eropa dapat menyewa tanah milik penduduk menurut
peraturan yang ditetapkan, maksimal 25 tahun
v Tanah milik pemerintah yaitu hutan yang belum dibuka rakyat, tanah diluar
milik desa, dan tanah milik adat.
2) Tujuannya :
v memberi kesempatan dan jaminan para pengusaha swasta asing (dari Eropa)
melakukan usaha perkebunan di Indonesia
v melindungi hak tanah penduduk agar tidak dikuasai pengusaha swasta asing
v
memberi
peluang pemodal asing menyewa tanah penduduk Indonesia
v
membuka
lapangan kerja penduduk tidak punya tanah menjadi buruh perkebunan.
3) Pengaruh atau akibatnya :
v
Pengaruh positif
atau keuntungannya :
·
rakyat mengenal peranan modal
dalam kehidupan ekonomi
· muncul perkebunan-perkebunan besar memproduksi tanaman ekspor
·
rakyat Indonesia ikut merasakan
manfaat sarana irigasi dan transportasi yang dibangun pemerintah kolonial untuk
perkebunan
·
muncul
kaum buruh
·
rakyat desa mengenal arti penting
uang dalam kehidupan ekonomi.
4) Pengaruh negatif atau kerugian :
· penjajah memperoleh keuntungan besar dan rakyat Indonesia tetap menderita,
karena berbentuk eksploitasi SDA Indonesia secara baru
· kehidupan rakyat semakin sulit karena banyak barang impor masuk ke
Indonesia sehingga usaha kecil penduduk kalah bersaing
· penduduk kota semakin bertambah padat
· rakyat tetap menderita karena diperas pengusaha swasta asing.
c)
Menetapkan Undang-Undang Gula (Suiker
Wet) tahun 1870 :
5) Tujuannya :
agar para pengusaha swasta diberi kesempatan dalam perkebunan yang
mengusahakan produksi gula.
6) Isinya :
v
semua perusahaan gula milik
pemerintah akan dihapus secara bertahap.
v
tahun 1891 semua perusahaan
gula milik pemerintah harus diambil alih oleh pengusaha swasta.
f. Usaha-usaha yang muncul di Indonesia
setelah dikeluarkan Undang-Undang Agraria dan Undang-Undang Gula adalah :
1) Bidang Perkebunan :
a) perkebunan tembakau di Deli (Sumatera Timur)
b) perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur
c) perkebunan karet di Serdang (Sumatra Timur)
d) perkebunan
kina di Jawa Barat
e) perkebunan teh di Jawa Barat dan Sumatera Barat
f) perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.
2) Bidang Pertambangan :
a) pertambangan batubara di Ombilin (Sumatera Barat)
b) pertambangan timah di Pulau Bangka, Pulau Singkep, dan Pulau Belitung
c) pertambangan minyak bumi di Pulau Laju dan Sungai Gerong (Sumatera Selatan), Pulau Bunyu dan Tarakan (di Kalimantan Timur).
3) Bidang Perindustrian :
pabrik gula, cokelat, dan teh diberbagai tempat di Pulau Jawa.
4) Bidang
Perhubungan :
a)
banyak dibangun sarana perhubungan di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera berupa jalan raya, jalan
kereta api, jembatan, pelabuhan, dll.
b)
akibatnya penduduk dapat pindah
ke tempat lain dengan mudah, biasanya ke kota industri dan pusat-pusat perkebunan.
g. Akibat penanaman
modal swasta bagi rakyat Indonesia ada 4
yaitu :
1) rakyat pedesaan mengenal sistem ekonomi uang, karena menjadi buruh
perkebunan menerima gaji berupa uang
2) kerajinan rakyat terdesak barang-barang impor terutama kerajinan tenun
rakyat
3) terjadi perubahan kepemilikan tanah dan tenaga kerja, karena semula tanah
milik bersama warga desa berubah
menjadi milik perorangan
4) rakyat pedesaan diperas para pengusaha swasta, sehingga tidak mampu
meningkatkan kesejahteraan
tetapi tetap menderita.
h.
Pada masa dilaksanakan Politik Pintu Terbuka (1870 - 1900) kehidupan
rakyat Indonesia tetap menderita, sebabnya ada 4
yaitu :
1) harga sewa tanah yang diterima petani rendah
2) gaji para pekerja swasta sangat kecil
3) para pekerja terikat sistem kontrak, sehingga tidak dapat melepaskan
pekerjaanya meskipun gajinya kecil dan
tidak cukup hidup
4)
penduduk semakin banyak dan lahan
pertanian semakin sempit, karena disewa oleh perkebunan swasta asing.
Dampak positif :
· Munculnya perkebunan
· Munculnya pertambangan
· Munculnya Industri
· Dibangun sarana dan prasana transportasi
· Rakyat indonesia jadi mengenal uang
· Wilayah hindia menjadi daerah perkebunan
Dampak Negatif :
a.Muncul kaum buruh
b.penduduk di kota semakin padat
c.Barang kerajinan rakyat mulai terdesak oleh barang impor
d.rakyat mengalami penderitaan
e.Pemerasan sumber daya alam dan tenaga manusia Indonesia oleh para
pengusaha asing
C. Pelaksanaan Politik Etis,
Pada awal abad 20, lahirlah
gagasn Conrad Toedore van Deventer yang dikenal dengan politik Etis (politik
balas budi). Sesuai dengan nama pencetusnya, Politik etis memiliki tiga program
yang disebut dengan Trilogi Van Deventer yang meliputi :
-
Edukasi (pendidikan)
-
Irigasi ( pengairan)
-
Emigrasi (perpindahan penduduk )
Walaupun secara teori dan praktek, politik etis juga mengalami
penyimpangan, namun kita tidak dapat menutup mata, bahwa dilaksanakannya politik
etis mendatangkan hal hal positif bagi perkembangan perjuangan rakyat
Indonesia, yaitu munculnya golongan terpelajar.
F> Perlawanan Rakyat Melawan Pemerintahan Kolonial
Karena terjadinya kesewenang wenangan dari pemerintah colonial, akhirnya rakyat
bangkit melakukan perlawanan, diantaranya adalah :
-
perlawanan rakyat maluku dibawah pimpinan Kapitan Patimura
-
perlawanan rakyat Minangkanbau dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol
-
perklawanan rakyat Jawa Tengan dibawah pimpinan Pangeran Diponedoro
-
perlawanan rakyat bali dibawah pimpinan I Ktut Gusti Jelantik
-
perlawanan rakyat Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari
-
perlawanan rakyat Aceh dibawah pimpinan Teuku Umar dkk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar