MATERI KIMIA
1.
Proses pembentukan minyak bumi
2.
Teknis pemisahan fraksi minyak bumi
3.
Jenis jenis fraksi minyak bumi
4.
Dampak pembakaran senyawa hidrokarbon
terhadap lingkungan dan kesehatan
5.
Cara mengatasi dampak pembakaran
Materi 1
Proses
Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat
lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami.
Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa
kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses
penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam
eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi
minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak
bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Semakin dalam batuan terkabur di
perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur
mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan
saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian
besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di
berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam
pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan
tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan
bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini
terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan
terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu,
minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin,
petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.
Berikut adalah
langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup
di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan
fotosintesis.
2. Setelah
ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan
membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang
mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan
hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya
tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon
ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak
mungkin dimasak.
3. Batuan induk
akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan
tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus.
Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir
atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau
batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya.
Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di
atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya
akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya
mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu
tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen
membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah
matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi
mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan
kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis
minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis
lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh
sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan
tertangkap dan siap ditambang.
Minyak mentah (cude oil)
berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum
dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi
harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis
hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat
seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena
itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana
minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih
yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan
sebagai berikut:
1. DISTILASI
Destilasi
adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Minyak mentah
yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik
didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup
yang disebut sungkup gelembung.
Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin
rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai
puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa
gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified
Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap
menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal.
Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan
berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1.
Gas
Rentang
rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek
didih : 0 sampai 50°C
2.
Gasolin (Bensin)
Rentang
rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek
didih : 50 sampai 85°C
3.
Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang
rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek
didih : 85 sampai 105°C
4.
Solar
Rentang
rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek
didih : 105 sampai 135°C
5.
Minyak Berat
Rentang
ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek
didih : 135 sampai 300°C
6.
Residu
Rentang
rantai karbon : di atas C40
Trayek
didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi
minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang
meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi,I treating, dan blending.
2.
CRACKING
Cracking adalah penguraian
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau
minyak tanah menjadi bensin.
Terdapat
3 cara proses cracking, yaitu :
a.
Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah.
Contoh
reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
b.
Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis
yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan
katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena
bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida
dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :
c.
Hidrocracking
Hidrocracking
merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan
senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan
lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak
diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
3.
REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang
sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh
reforming adalah sebagai berikut :
Reforming
juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin
menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini
digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam
lempung.Contoh reaksinya :
4.ALKILASI
Alkilasi
merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih
panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai
berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
Polimerisasi
adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi
umumnya adalah sbb :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh
polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5.
TREATING
Treating
adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
1.
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses
penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
2.
Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur
dan perbaikan warna.
3.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n
parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk
menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
4.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang
digunakan untuk minyak pelumas
5.
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses
penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara
alami terkandung dalam minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak
dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya
korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau
yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun
(sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai
upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara
lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating,
dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil
kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi
merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak
bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1.
Ekstraksi menggunakan pelarut.
2.
Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk
senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses
hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon
asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari
dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi
atau pencucian/pelucutan.Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses
bio-desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih
lanjut juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain. Proses Shell-Paques Untuk
Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses
bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global
Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan
secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar
35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh
dunia. .Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
Absorpsi
H2S oleh senyawa soda
Pembentukan
sulfur elementer oleh mikroorganisme
Keunggulan
dari proses Shell-Paques adalah :
-dapat
menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen
sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang
sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume)
-pemurnian
gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas
buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya,
sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. -menghilangkan
potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk melarutkan
hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
-sifat
sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging atau
blocking) pada pipa
Bio-katalis
yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi pada berbagai
kondisi proses
Konfigurasi
proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada suhu dan
tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
-Proses
Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator amine,
fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang
tidak dapat diproses dengan pelarut.
6.BLENDING
Proses blending adalah penambahan
bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas
merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai
negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,
terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses
pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang
terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan
bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik
maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL
dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
Teori Organik (Biogenesis)
|
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk
karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus
karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan
dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam
bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir
berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik
darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir
melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
|
P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya
bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan
untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat
organik yaitu:
- Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
- Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
- Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
- Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga
tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan
dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara
terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula
ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar
Cox diantaranya adalah:
- Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
- Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
- Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
- Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
- Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
- Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
- Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
- Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
- Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
- Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa
hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu.
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin
4. Aktifitas bakteri.
Lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut
ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari
nabati dan hewani.
KOMPOSISI PENYUSUN MINYAK BUMI dan GAS ALAM
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak
bumi sangat bervariasi. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai
berikut :
·
Karbon : 83,0-87,0 %
·
Hidrogen : 10,0-14,0 %
·
Nitrogen : 0,1-2,0 %
·
Oksigen : 0,05-1,5 %
·
Sulfur : 0,05-6,0 %
Struktur hidrokarbon
yang ditemukan dalam minyak mentah:
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
Siklopentana
|
sikloheksana |
3.
Aromatik
CnH2n -6
aromatik memiliki cincin 6 |
Aromatik
hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi
sangat diperlukan dalam bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:
- Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair) - Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. - Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. - Konstituen Metalik
Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
A. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi dan
gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati
sekitar 150 juta tahun yang lalu. Dugaan tersebut didasarkan pada kesamaan
unsur-unsur yang terdapat dalam bahan tersebut dengan unsur-unsur yang terdapat
pada makhluk hidup. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar laut, kemudian
ditutupi oleh lumpur yang lambat laun mengeras karena tekanan lapisan diatasnya
sehingga berubah menjadi batuan. Sementara itu bakteri anaerob menguraikan
sisa-sisa organisme itu sehingga menjadi minyak bumi dan gas yang terperangkap
di antara lapisan-lapisan kulit bumi. Proses pembentukan minyak bumi dan gas
ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan sepanjang umur kita pun belum
cukup untuk membuat minyak bumi dan gas. Jadi kita harus melakukan penghematan
dan berusaha mencari sumber energi alternatif.
B. Komposisi
Minyak Bumi
Minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak
mentah (crude oil) yang kental dan hitam. Crude oil ini terdiri dari campuran
hidrokarbon yaitu:
1. Alkana
Senyawa alkana yang paling banyak ditemukan adalah n-oktana dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana)
Senyawa alkana yang paling banyak ditemukan adalah n-oktana dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana)
Hidrokarbon aromatis
Diantaranya adalah etil benzene
2. Sikloalkana
Antara lain siklopentana dan etil sikloheksana
·
Belerang (0,01-0,7%)
·
Nitrogen (0,01-0,9%)
·
Oksigen (0,06-0,4%)
·
Karbon dioksida [CO2]
·
Hidrogen sulfida [H2S]
C. Pengolahan
minyak bumi
Minyak bumi biasanya beradai 3-4 Km di bawah
permukaan. Untuk mengambil minyak bumi tersebut kita harus membuat sumur bor
yang telah di sesuaikan kedalamannya. Minyak mentah yang diperoleh ditampung
dalam kapal tangker atau dialirkan ke kilang minyak dengan menggunakan pipa.
Minyak mentah yang tadi diperoleh belum bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar
maupun keperluan lainnya. Minyak mentah tersebut haruslah diolah terlebih
dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah
atom C-1 hingga C-50. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi
bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan
titik didih yang mirip. Hal tersebut dilakukan karena titik didih hidrokarbon
meningkat seiring dengan bertambahnya atom karbon (C) dalam molekulnya. Mula
mula minyak metah dipanaskan pada suhu sekitar 400C. Setelah dipanaskan
kemudian di alirkan ke menara fraksionasi/destilasi
Menara
destilasi Dimenara inilah terjadi
proses destilasi. Yaitu proses pemisahan larutan dengan menggunakan panas
sebagai pemisah. Syarat utama agar terjadinya proses destilasi adalah adanya
perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap. Dengan demikian apabila komposisi
fase cair dan face uap sama maka proses destilasi tidak mungkin dilakukan.
Proses destilasi pada kilang minyak bumi merupakan pengolahan secara fisika
yang primer sebagai awal dari semua proses memproduksi BBM (Bahan Bakar
Minyak).
D. Hasil
olahan minyak bumi
Dari skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat
hasil-hasil dari proses destilasi minyak mentah. Diatnaranya yaitu :
LPG (Liquefied Petroleum Gas)
PERTAMINA
dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang
BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan
butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang
dicairkan
Bahan bakar penerbangan
Bensin
mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang
memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah
dan kualitas yang diinginkan.
Minyak tanah ( kerosin )
Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil
penyulingan minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada bensin;
minyak tanah; minyak patra.
Solar
Digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang
diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Pelumas
Umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan
pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan.
Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu
yang diselimuti oleh bahan bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah
paraffin.
Minyak bakar
Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan
minyak tetapi belum membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri.
Warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom. Selain itu minyak bakar lebih
pekat dibandingkan minyak diesel.
Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat
(adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis.
E. Dampak Negatif Penggunaan Minyak Bumi
1. Pencemaran udara
2. Perubahan iklim
Penggunaan minyak bumi akan menghasilkan zat sisa
berupa CO2¬. Gas tersebut dapat menimbulkan efek rumah kaca di bumi sehingga
terjadilah pemanasan global. Pemanasan global tersebutlah yang memicu perubahan
iklim di berbagai balahan dunia
3. Pencemaran air
Eksploitasi miyak bumi dengan menggunakan kapal
tangker, tidak menutup kemungkinan adanya kebocoran pada kapal tangker
tersebut.
1.
Pembentukan Minyak Bumi
Proses terbentuknya minyak bumi
dijelaskan berdasarkan 2 teori, yaitu :
a. Teori anorganik
Teori anorganik ditemukan oleh berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari reaksi kalsium karbida CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asitilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperature dan tekanan tinggi
CaCO3 + alkali CaC2 + H2O HC=CH Minyak bumi
b. Teori Organik
Teori organic dikemukakanoleh Engker (1911) yang menyatakan bahnwa minyak bumi terbentuk dari pelapukan dan penguraian secara aneorob jasad renik (mikroorganisme) dan tumbuhan laut dalam batuan berpori.
a. Teori anorganik
Teori anorganik ditemukan oleh berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari reaksi kalsium karbida CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asitilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperature dan tekanan tinggi
CaCO3 + alkali CaC2 + H2O HC=CH Minyak bumi
b. Teori Organik
Teori organic dikemukakanoleh Engker (1911) yang menyatakan bahnwa minyak bumi terbentuk dari pelapukan dan penguraian secara aneorob jasad renik (mikroorganisme) dan tumbuhan laut dalam batuan berpori.
Proses ini dalam waktu jutaan tahun melalui
tahapan :
a. Tahapan pertama
Deposit binatang dan tumbuhan mengendap didasar laut tertutupi lumpur.
b. Tahapan kedua
Terjadi penguraian karbohidrat dan protein menjadi senyawa lain yang larut dalam air (laut), yang pda temperature dan tekanan tinggi terbentuk CO2 dan H2O serta rengkahan yang mengandung cairan olefin.
c. Tahapan ketiga
Adanya pengaruh katalis cairan olefin berubah menjadi paraffin alkana (minyak dan gas)
a. Tahapan pertama
Deposit binatang dan tumbuhan mengendap didasar laut tertutupi lumpur.
b. Tahapan kedua
Terjadi penguraian karbohidrat dan protein menjadi senyawa lain yang larut dalam air (laut), yang pda temperature dan tekanan tinggi terbentuk CO2 dan H2O serta rengkahan yang mengandung cairan olefin.
c. Tahapan ketiga
Adanya pengaruh katalis cairan olefin berubah menjadi paraffin alkana (minyak dan gas)
d. Tahapan keempat
Minyak dan gas dapat meresap dalam batuan berpori sehingga dapat berpindah ke daerah lain dan berhenti jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Sedangkan batubara dipercaya berasal dari pakis dan pohon-pohon yang sudah mati +/- 3 juta tahun yang lalu dan terkubur karena gejala alam. Minyak bumi dan batubara merupakan sumber energy yang tidak dapat diperbaharui, sehingga penggunaannya harus dihemat. Berikut ini gambar minyak dan gas dalam lapisan tanah
Minyak dan gas dapat meresap dalam batuan berpori sehingga dapat berpindah ke daerah lain dan berhenti jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Sedangkan batubara dipercaya berasal dari pakis dan pohon-pohon yang sudah mati +/- 3 juta tahun yang lalu dan terkubur karena gejala alam. Minyak bumi dan batubara merupakan sumber energy yang tidak dapat diperbaharui, sehingga penggunaannya harus dihemat. Berikut ini gambar minyak dan gas dalam lapisan tanah
Salah satu teori terjadinya
minyak bumi adalah teori “dupleks”. Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk
dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Jasad
renik tersebut terbawa air sungai bersama lumpur dan mengendap di dasar laut.
Akibat pengaruh waktu yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, suhu tinggi,
dan tekanan oleh lapisan diatasnya, jasad renik berubah menjadi bintik-bintik
dan gelembung minyak atau gas.
Lumpur yang bercampur dengan
jasad renik tersebut kemudian berubah menjadi batuan sedimen yang berpori,
sementara bintik minyak dan gas yang terbentuk dari plankton bergerak
“merembas” ke tempat yang bertekanan rendah dan terakumulasi pada daerah
perangkap (“trap”) yang merupakan batuan kedap.Pada daerah perangkap tersebut
gas alam, minyak, dan air terakumulasi sebagai deposit minyak bumi. Rongga
bagian atas merupakan gas alam kemudian bagian minyak mengambang di atas
deposit air.
Minyak bumi terbentuk melalui
proses yang sngat lama, sehingga minyak bumi di kelompokkan sebagai sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui. Oleh sebab itu, penggunaan minyak bumi
harus tepat guna dan hemat.Sumber (deposit) minyak bumi di Indonesia umumnya
terdapat di daerah pantai atau lepas pantai, yaitu pantai utara Jawa
(Cepu,Wonokromo,Cirebon), daerahSumatera bagian utara dan timur (Aceh,Riau) ,
daerah Kalimantan bagian timur (Tarakan,Balikpapan), dan daerah Papua.
Minyak dari daerah pengeboran
umumnya diangkut dan diolah di tempat-tempat pengilangan minyak atau diekspor
langsung sebagai minyak mentah. Tempat pengilangan minyak di Indonesia,
antara lain Pangkalan Brandan dengan kapasitas olah 5000 barel/hari, Plaju dan
Sungai Gerong (132.500 barel/hari), Dumai dan Sungai Pekning (170.000
barel/hari) , Cilacap (3000.000 barel/hari), Balongan Cirebon.
Proses pembentukan
minyak bumi terdiri dari tiga tingkat yaitu sebagai berikut:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
a. Pengumpulan zat
organic dalam sedimen,
b. Pengawetan zat
organic dalam sedimen,
c. Transformasi
zat organic menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen
terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga
berkumpul.
Minyak bumi mempunyai keunggulan daripada sumber
energy lainnya. Keunggulan dari segi teknik maupun ekonomi yaitu sebagai
berikut:
1. Minyak bumi
mempunyai nilai kalor yang tinggi.
2. Minyak bumi
menghasilkan berbagai macam bahan bakar.
3. Minyak bumi
menghasilkan berbagai minyak pelumas.
4. Minyak bumi dapat bersifat sebagai bahan baku yaitu, petrokimia, misalnya
bahan tekstil dan bahan plastic.
5. Sifat cair yang minyak bumi lebih praktis mudah di bawa, mudah di alirkan,
dan mudah di simpan dalam berbagai bentuk.
Materi 2
Teknis
pemisahan fraksi minyak bumi
Pemisahan Fraksi-Fraksi
Minyak Bumi
Pengolahan minyak bumi melalui 2 tahapan :
1. Pengolahan pertama
Pada tahapan pertama dilakukan destilasi bertingkat yaitu memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya sebagaimana tercantum pada gambar berikut
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya yang lebih rendah akan menguap dan naik kebagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelombung.
2. Pengolahan Kedua
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai berikut :
a. Perengkahan (cracking) yang meliputi perengkahan(pemecahan rantai), alkilasi (pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer)
b. Ekstrasi yaitu proses pembersihan produk dengan menggunakan pelarut dengan tujuan hasil yang lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
c. Kristalisasi yaitu proses pemisahan produk melalui perbedaan titik cair.
d. Pembersihan dari kontaminasi, yaitu membersihkan pengotor dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH) tanah liat atau proses hidrogenasi.
1. Pengolahan pertama
Pada tahapan pertama dilakukan destilasi bertingkat yaitu memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya sebagaimana tercantum pada gambar berikut
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya yang lebih rendah akan menguap dan naik kebagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelombung.
2. Pengolahan Kedua
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai berikut :
a. Perengkahan (cracking) yang meliputi perengkahan(pemecahan rantai), alkilasi (pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer)
b. Ekstrasi yaitu proses pembersihan produk dengan menggunakan pelarut dengan tujuan hasil yang lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
c. Kristalisasi yaitu proses pemisahan produk melalui perbedaan titik cair.
d. Pembersihan dari kontaminasi, yaitu membersihkan pengotor dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH) tanah liat atau proses hidrogenasi.
Adapun
cara pemisahan / pengolahan minya bumi, melalui beberapa tahap:
1.
Pemisahan ( distlasi )
Distilasi merupakan cara
pemisahan campuran komponen-komponen zat berdasarkan perbedaan titik didih,
proses ini dikerjakan dengan menggunakan kolam atau menara distilasi.
2.
Perengkahan ( cracking )
Metode pemecahan fraksi-fraksi
minyak bumi di sebut proses perengkahan.
Pada proses ini berlangsung reaksi
pyrolisis, istilah pyrolisis ini berasal dari bahasa Yunani. Pyr yang artinya
api, sedangkan lysis artinya perangkahan atau pemecahan. Jadi pyrolisis adalah
permecahan oleh panas. Pyrolisis alkana di kenal dengan proses cracking.
Dalam proses cracking termal alkana di lewatkan pada ruang yang
dipanaskan pada suhu tinggi, akan terjadi alkana rantai pendek, alkena,
dan hidrogen.
3. Refoming
Reforming adalah perubahan dari
bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik ( rantai karbon lurus ) menjadi
bensin yang bermutu baik ( rantai karbon bercabang ).
4.Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi besar, misalnya penggabungan senyawa
isobutene dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin kualitas tinggi,
yakni isooktana.
5. Proses
Pembersihan ( Treating )
Treating adalah pemurnian minyak
bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Cara-cara
proses treating adalah:
a). copper sweetening dam doctor,
yakni proses menghilangkan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak
sedap.
b). Acidtreatment, yakni proses
menghilangkan lumpur dan memperbaiki warna.
c). Desulfurrizing ( desulfurisasi
), yakni proses menghilangkan unsur belerang.
Proses Pemisahan Komponen Minyak Bumi
Pada proses penyulingan minyak mentah, terdapat 5 fraksi produk yang dihasilkan, yaitu: refinery gas (banyak mengandung metana, etana, dan hidrogen), light distillates (LPG, gasoline, naptha), middle distillates (kerosene, diesel oil), heavy distillates (fuel oil), dan residuum (lubricating oils, wax, tar). Tiap kategori dari bahan bakar ini memiliki boiling point pada kisaran temperatur yang berbeda-beda, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
a. Proses Pemisahan (Separation
Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya sederhana tetapi yang kompleks adalahinterkoneksi dan interaksinya. Proses pemisahan tersebut adalah :
DestilasiØ
AbsorpsiØ
AdsorpsiØ
FiltrasiØ
KristalisasiØ
EkstraksiØ
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya sederhana tetapi yang kompleks adalahinterkoneksi dan interaksinya. Proses pemisahan tersebut adalah :
DestilasiØ
AbsorpsiØ
AdsorpsiØ
FiltrasiØ
KristalisasiØ
EkstraksiØ
1. Distilasi
Penyulingan atau Destilasi adalah teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih larutan.
Ada 5 jenis distilasi yang akan dibahas
disini, yaitu distilasi bertingkat, distilasi sederhana, distilasi fraksionasi,
distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif
dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion,
distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.
a.Destilasi
Bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.
- Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
- Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
- Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.
- Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
- Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
- Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.
b.
Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
c.
Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
d.
Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
e.
Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Tujuan dari percobaan penyulingan ini adalah untuk menentukan konsentrasi maksimum yang dapat diperoleh destilat, menentukan HETP (tinggi setara dengan piring teoretis) di total refluks, dan menentukan jumlah minimum tahap (Nmin) pada total reflux. HETP adalah panjang lapangan (kolom panjang) dibagi dengan jumlah potongan teoretis, bertekad untuk mengetahui efisiensi kolom penyulingan.
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Tujuan dari percobaan penyulingan ini adalah untuk menentukan konsentrasi maksimum yang dapat diperoleh destilat, menentukan HETP (tinggi setara dengan piring teoretis) di total refluks, dan menentukan jumlah minimum tahap (Nmin) pada total reflux. HETP adalah panjang lapangan (kolom panjang) dibagi dengan jumlah potongan teoretis, bertekad untuk mengetahui efisiensi kolom penyulingan.
2.
Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi dengan gas.
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi dengan gas.
3. Adsorpsi
Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas , terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari gas. Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah:
- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari gas-gas buni, dalam hal ini digunakan arang aktif.
- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas , terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari gas. Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah:
- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari gas-gas buni, dalam hal ini digunakan arang aktif.
- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
4. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk decolorisasi fraksi.
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk decolorisasi fraksi.
5.
Kristalisasi
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan. Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan. Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
6. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
Rantai Hidrokarbon Minyak Bumi
Jumlah atom karbon dalam rantai
hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka
dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana
sebagai berikut :
Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri
Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300°C
Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300°C
Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300°C
Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300°C
Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
Kondisi ideal diatas sulit dicapai karena
senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi banyak mengandung isomernya juga.
Proses Primer
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum
masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam
aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut
kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian
bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka
dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi).
Proses Sekunder
Kenyataannya banyak sumur minyak yang
menghasilkan minyak bumi dengan densitas (specific gravity) yang lebih berat,
terutama untuk sumur minyak yang sudah udzur atau memang jenis minyak dalam
sumur tersebut adalah jenis minyak berat. Pada pemompaan minyak dari dalam
sumur (reservoir)
biasanya yang akan terpompakan pada awal-awal produksi adalah bagian yang
ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur yang dipompakan adalah minyak
beratnya.
Untuk pengolahan minyak
berat jenis ini maka bisa dipastikan produk yang dihasilkan akan lebih banyak
fraksi beratnya daripada fraksi ringannya.Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking (perengkahan atau pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misal, dengan cara merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul hidrokarbon C15 yang merupakan produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar.
Pengolahan Minyak Mentah
Minyak mentah merupakan campuran yang sangat kompleks
maka perlu diolah lebih lanjut untuk dapat dimanfaatkan. Gambar
5 merupakan tempat pengolahan minyak mentah menjadi
fraksi-fraksi minyak bumi, seperti yang ada di SPBU dilakukan melalui
penyulingan (distillation) bertingkat.
1. Penyulingan Minyak Bumi
Minyak yang ditambang masih berupa minyak mentah yang
belum dapat digunakan. Untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
dan aplikasi lain, minyak mentah perlu diolah di kilang-kilang minyak
melalui penyulingan bertingkat dengan teknik fraksionasi.
Hidrokarbon yang memiliki titik didih paling rendah
akan terpisah lebih dulu, disusul dengan hidrokarbon yang memiliki titik
didih lebih tinggi. Jadi, secara bertahap, senyawa hidrokarbon dapat
dipisahkan dari campuran minyak mentah.
Tabel 1 Proses Penyulingan Minyak Mentah Menjadi
Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Distilat
|
Jumlah Atom C
|
Aplikasi
|
Gas
|
1 – 4
|
Bahan bakar gas, plastik,bahan kimia
|
Gasolin
|
5 – 10
|
Bahan bakar cair (bensin), Bahan kimia
|
Kerosin
|
11 – 15
|
Bahan bakar pesawat, bahan bakar kompor, bahan kimia
|
Diesel
|
16 – 20
|
Bahan bakar diesel, bahan kimia
|
Pelumas
|
21 – 40
|
Pelumas, lilin, malam (wax)
|
Residu
|
> 50
|
Aspal, zat anti bocor(waterproof)
|
Sumber: Chemistry ( Zumdahl), 1989
Fraksi minyak mentah yang pertama keluar dari
penyulingan adalah senyawa hidrokarbon dengan massa molekul rendah, kurang
dari 70 sma. Fraksi ini dikemas dalam tabung bertekanan sampai mencair.
Hasil pengolahan pada fraksi ini dikenal dengan LPG (liquid petroleum
gas). Setelah semua fraksi teruapkan, fraksi berikutnya yang keluar
adalah fraksi gasolin. Suhu yang diterapkan untuk mengeluarkan fraksi
ini berkisar antara 40 – 200 °C.
2. Perengkahan Minyak Bumi
Untuk meningkatkan fraksi bensin dapat dilakukan dengan
cara memecah hidrokarbon rantai panjang menjadi fraksi (C5–C9)
melalui perengkahan termal. Proses perengkahan ini dilakukan pada suhu 500
°C dan tekanan 25 atm.
Hidrokarbon jenuh rantai lurus seperti kerosin (C12H26)
dapat direngkahkan ke dalam dua buah fragmen yang lebih pendek
menjadi senyawa heksana (C6H14) dan heksena (C6H12).
(500 °C 25 atm)
|
||
C12H26(l)
|
→
|
C6H14(l) + C6H12(l)
|
Keberadaan heksena (alkena) dari hasil perengkahan termal dapat meningkatkan bilangan oktan sebesar 10 satuan. Akan tetapi, produk dari proses perengkahan ini umumnya kurang stabil jika disimpan dalam kurun waktu lama.
Dalam reforming, molekul-molekul kecil digabungkan
menjadi molekul-molekul yang lebih besar. Hal ini dilakukan guna
meningkatkan produk bensin. Misalnya, butana dan propana direaksikan
membentuk heptana. Persamaan reaksinya:
C4H10(g) + C3H8(g)
→ C7H16(l) + H2(g)
Sekilas Kimia
Perengkahan (Cracking) Alkana
Ketika alkana dipanaskan sampai temperatur tinggi
dalam udara vakum, alkana akan pecah atau terpecah menjadi molekul
yang lebih kecil. Perengkahan metana (CH4) menghasilkan
serbuk karbon murni, seperti yang digunakan pada ban mobil;
pembentukan pelapis intan buatan; dan menghasilkan hidrogen, sebagai
bahan mentah untuk industri kimia.
CH4(g) → C(s) + 2H2(g)
Perengkahan etana menghasilkan etena, salah satu
bahan mentah yang penting dalam industri kimia (terutama dalam
pembuatan plastik) sama halnya seperti hidrogen.
C2H6(g) → CH2=CH2(g) + H2(g)
(Sumber: Heinemann Advanced Science: Chemistry,
2000)
3. Bilangan Oktan
Bilangan oktan adalah bilangan perbandingan
antara nilai ketukan bensin terhadap nilai ketukan dari
campuran hidrokarbon standar.Campuran hidrokarbon yang dipakai sebagai
standar bilangan oktan adalah n-heptana dan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana).
Bilangan oktan untuk campuran 87% isooktana dan 13% n-heptana ditetapkan
sebesar 87 satuan. Terdapat tiga
metode pengukuran bilangan oktan, yaitu:
a. pengukuran pada kecepatan dan suhu tinggi, hasilnya
dinyatakan sebagai bilangan oktan mesin;
b. pengukuran pada kecepatan sedang, hasilnya
dinamakan bilangan oktan penelitian;
c. pengukuran hidrokarbon murni, dinamakan bilangan
oktan road index.
Beberapa hidrokarbon murni ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Bilangan Oktan Hidrokarbon
Hidrokarbon
|
Bilangan Oktan Road Indeks
|
n-heptana
|
0
|
2-metilheptana
|
23
|
n-heksana
|
25
|
2-metilheksana
|
44
|
1-heptena
|
60
|
n-pentana
|
62
|
1-pentena
|
84
|
1-butena
|
91
|
Sikloheksana
|
97
|
2,2,4-trimetil pentana
|
100
|
Sumber: Principles of
Modern Chemistry, 1987
|
Makin tinggi nilai bilangan oktan, daya tahan terhadap
ketukan makin kuat (tidak terjadi ketukan). Ini dimiliki oleh
2,2,4-trimetilpentana (isooktana), sedangkan n-heptana memiliki ketukan
tertinggi. Oleh karena 2,2,4-trimetilpentana memiliki bilangan oktan tertinggi
(100) dan n-heptana terendah (0) maka campuran kedua senyawa tersebut dijadikan
standar untuk mengukur bilangan oktan.
Untuk memperoleh bilangan oktan tertinggi, selain
berdasarkan komposisi campuran yang dioptimalkan juga ditambah zat aditif,
seperti tetraetillead (TEL) atau Pb(C2H5)4. Penambahan
6 mL TEL ke dalam satu galon bensin dapat meningkatkan bilangan oktan
15–20 satuan. Bensin yang telah ditambah TEL dengan bilangan oktan 80
disebut bensin premium. Metode lain untuk meningkatkan bilangan oktan
adalah termal reforming. Teknik ini dipakai untuk mengubah alkana rantai
lurus menjadi alkana bercabang dan sikloalkana. Teknik ini dilakukan pada
suhu tinggi (500–600 °C) dan tekanan tinggi (25–50 atm).
C. Aplikasi dan Dampak Lingkungan
Penggunaan minyak bumi juga memiliki
dampak negatif pada lingkungan jika produk samping yang dihasilkan
melebihi ambang batas tertentu.
1. Aplikasi Lain Minyak Bumi
Sekitar 75% minyak mentah dimurnikan untuk kepentingan
bahan bakar. Sisanya tetap sebagai minyak bumi untuk kepentingan
pelarut, industri pelumas, dan obat-obatan. Minyak bumi dari golongan
aromatik dan alifatik tidak jenuh yang memiliki massa molekul rendah
sering disebut dengan nama nafta. Fraksi nafta ini banyak digunakan untuk
bahan baku berbagai aplikasi.
Senyawa aromatik
digunakan sebagai bahan baku untuk obat-obatan, detergen, zat warna, dan
kosmetik. Beberapa senyawa aromatik banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya pemanis (sakarin), pengawet (BHA, BHT, dan
propilgalat), pewarna (indigotin biru, amaran merah, tartrazin kuning, dan
eritrosin).
Senyawa alifatik
tidak jenuh banyak digunakan untuk bahan baku polimer, pelarut, karet
sintetik, dan juga fiber sintetik. Aplikasi lain dari fraksi nafta adalah
sebagai bahan baku untuk membuat aerosol, antibeku, detergen, pigmen,
alkohol, lem, peledak, herbisida, dan insektisida.
2. Dampak Lingkungan
Pencemaran lain
dari dampak pembakaran minyak bumi adalah jika pembakaran tidak sempurna
akan terbentuk gas CO dan jelaga. Jelaga sebagai hasil samping dari
pembakaran minyak bumi dapat mencemari lingkungan karena berupa partikulat
yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan merusak sistem jaringan.
Beberapa polutan
yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna minyak bumi antara lain
karbon monoksida, oksida belerang, dan partikulat hidrokarbon.
a. Karbon Monoksida
Akibatnya, orang
yang menghirup CO akan kekurangan oksigen dalam darah. Jika keadaan ini
terus berlanjut dapat menimbulkan kematian.Konsentrasi CO 5% dalam darah
sudah menimbulkan kelainan pada mekanisme kerja jantung dan paru-paru. Ciri-ciri orang yang menghirup gas CO
dari udara, di antaranya timbul rasa lelah, sakit kepala, serta hilangnya
keterampilan berpikir maupun ketangkasan tubuh. Oleh sebab itu, pengendara
bermotor sering cepat merasa lelah dan pusing.
Badan Kesehatan
Dunia (WHO), merekomendasikan kadar ratarata gas CO di udara sebesar 9 ppm
selama 8 jam atau 32 ppm selama 1 jam. Artinya, udara masih dianggap segar
(sehat) jika selama 8 jam kadarnya < 9 ppm. Jika kadarnya 32 ppm, udara
dinyatakan segar hanya dalam waktu 1 jam.
Catatan :
Gejala keracunan gas CO :
Tahap 1: pusing-pusing, mual, dan lemah.
Tahap 2: sesak napas, serangan jantung dan otak,
pingsan.
Tahap 3: kematian disertai bibir membiru.
b. Oksida Belerang
Gas SO2 juga
dapat menimbulkan reaksi fotokimia yang berakibat menurunnya daya
penglihatan (visibilitas) karena terbentuk smog (kabut asap). Pada 1950,
di London terjadi bencana kematian paling sedikit 4.000 orang akibat kabut
asap.
Pada konsentrasi 0,20 ppm selama 24 jam di udara
terbuka dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan, seperti
penyakit kanker dan bronchitis akut. Pengaruh ini timbul karena SO2 yang
dihirup bereaksi dengan uap air pada saluran pernapasan dan terbentuk asam
sulfit (H2SO3).
Persamaan kimianya :
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
Gas SO2 juga mengganggu pertumbuhan
sejumlah tanaman. Pada konsentrasi rendah menyebabkan terhambatnya
pembentukan klorofil. Pada konsentrasi tinggi menyebabkan kematian. Kadar
SO2 sebanyak 0,22 – 0,25 ppm dapat mematikan tanaman apel,
sedangkan pada konsentrasi 0,20–0,23 ppm dapat mematikan tanaman kentang.
Ketika terjadi
hujan, gas SO2 dapat terbawa oleh air hujan dalam bentuk
asam sulfit, H2SO3. Selain itu, gas SO2 dapat
teroksidasi menjadi gas SO3 dan bereaksi dengan air hujan membentuk asam
sulfat.
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
SO3(g)
+ H2O(l) → H2SO4(aq)
Peristiwa tersebut dinamakan hujan asam.
Hujan asam dapat dideteksi dari kualitas air hujan. Di
Jakarta misalnya, pH air hujan berada dalam kondisi asam. Ambang batas pH
air hujan 5,5. Jika pH air hujan di bawah 5 maka hampir semua
vertebrata, invertebrata, dan mikroorganisme air akan mati.
Oleh karena asam bereaksi dengan logam dan juga
karbonat, hujan asam dapat menyebabkan korosif, baik terhadap material
logam maupun bangunan. Contohnya keramik dan batu kapur, bahan utamanya
kalsium karbonat (CaCO3), akan hancur dengan adanya hujan asam.
c. Hidrokarbon (CnHx)
Hidrokarbon adalah campuran senyawa yang mengandung
karbon dan hidrogen dalam berbagai komposisi. Pada umumnya,
senyawa hidrokarbon dianggap pencemar jika terdapat dalam konsentrasi
cukup tinggi. Terdapat dua golongan besar berkaitan dengan pencemaran
udara, yaitu deret olefin dan deret aromatik.
Catatan :
Hidrokarbon : Terjadi akibat pembakaran
tidak sempurna, menyebabkan pemanasan global.
Karbon monoksida :Terjadi akibat pembakaran
BBM tidak sempurna, bersifat racun yang menyebabkan
kepala terasa pusing.
Oksida nitrogen : Menyebabkan mesin
cepat panas dan hujan asam.
Partikel halus timbal : Menyebabkan kerusakan
otak, khususnya pada anak-anak.
Belerang dioksida : Menyebabkan hujan asam.
Asap : Dibangun dari partikel karbon yang
tidak terbakar. Partikel ini menyebabkan radang paru-paru.
Minyak bumi merupakan campuran senyawa-senyawa
hidrokarbon. Pengilangan minyak bumi
menghasilkan produk yang lebih berguna bagi kita dibanding minyak mentahnya.
Setiap fraksi tersusun atas senyawa-senyawa hidrokarbon yang mendidih pada
rentah suhu tertentu. Pemisahannya
dilakukan dalam kolom fraksinasi seperti berikut.
Pertanyaan :
1.
Teknik pemisahan apa yang digunakan untuk memisahkan
fraksi-fraksi tersebut?
2.
Namailah setiap fraksi A sampai F dan sebutkan
kegunaan masing-masing.
3.
Mengapa fraksi-fraksi diambil dari kolom fraksinasi
sesuai urutan tersebut?
4.
Apa hubungan antara jawaban anda pada soal nomor 3 dan
ukuran molekul dalam tiap fraksi?
5.
Fraksi manakah yang paling mudah terbakar?
JAWABAN
1.
Destilasi merupakan cara pemisahan campuran
komponen-komponen zat berdasarkan perbedaan titik didih, proses ini dikerjakan
dengan menggunakan kolam atau menara distilasi. Minyak mentah dimasukan
kedalam tangki, kemudian di panaskan kurang lebih 350 derajat celcius – 370
derajat celcius, kemudian minyak yang me nguap bergerak ke atas melalui
pubble cups, sedangkan minyak cair turun ke bawah.
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu dari hasil
pemisahan minyak bumi diantaranya paraffin, lilin, dan aspal.
Residu-residu ini mempunyai rantai karbon berjumlah lebih besar dari 20.
Hasil-hasil dari pemisahan minyak mentah tersebut diperoleh fraksi-fraksi
minyak bumi, diantaranya gas alam, petrol eter, ligroin, bensin,
minyak tanah, solar, minyak pelumas, lilin, dan aspal. Fraksi-fraksi yang
dihasilkan pada berbagai temperature pemisahan, ada yang berwujud gas, cair,
dan padat.
2.
Nama setiap
Fraksi-fraksi 1-6 dan Kegunaan
Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Kegunaan: Gas tabung/ bahan bakar elpiji, BBG, umpan proses
petrokomia dan bahan baku untuk sintesis senyawa organik.
2.
Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
3.
Kerosin (Minyak Tanah/ Avtur)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin
jet, bahan kompor parafin, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
4.
Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Kegunaan: bahan bakar industry, bahan bakar kendaraan bermesin diesel, minyak solar untuk kendaraan mesin diesel dengan rotasi tinggi
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Kegunaan: bahan bakar industry, bahan bakar kendaraan bermesin diesel, minyak solar untuk kendaraan mesin diesel dengan rotasi tinggi
5.
Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300°C
Trayek didih dari 130 sampai 300°C
Kegunaan: Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
6.
Residu (Aspal
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300°C
Trayek didih diatas 300°C
Kegunaan: Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas),
aspal, bahan pelapis anti bocor.
3.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam
kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa
dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk
menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap
air panas dan bertekanan tinggi).
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas contohnya gas dan kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya contohnya residu.
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas contohnya gas dan kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya contohnya residu.
Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya
masing-masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian
dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam
tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena
masih harus ditambahkan aditif (zat penambah). Dan intinya fraksi yang terdapat
pada bagian atas merupakan fraksi yang memilik titik didih yang lebih rendah
sehingga pengambilannya harus dilakukan secara bertahap.
4.
Semakin keatas fraksi-fraksi tersebut memiliki
molekul-molekul yang relatif sedikit seperti Molekul Karbon yang terdapat pada
fraksi gas(fraksi paling atas/ringan) yang hanya memiliki 1 sampai 5 molekul
karbon sedangkan pada fraksi Residu (fraksi paling bawah/berat) memiliki molekul Karbon diatas 40.
5.
Kerosin (Minyak tanah), karena minyak tanah merupakan bahan bakar
hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan minyak bumi dengan titik
didih yang lebih tinggi daripada bensin; minyak tanah; minyak patra.
Pengertian
Fraksinasi
Fraksinasi
minyak bumi adalah suatu pemisahan komponen-komponen (fraksi) minyak bumi
berdasarkan titik didih. Fraksinasi juga sering disebut sebagai pemurnian
minyak, yaitu suatu langkah untuk menghasilkan produk minyak bumi. Metode ini
hampir sama dengan destilasi.
Penjelasan
Fraksinasi
Fraksinasi
minyak bumi bisa berupa langkah tunggal (proses satu waktu) yang disebut
sebagai destilasi equilibrium. Atau dapat juga terdiri dari beberapa langkah
yang disebut sebagai destilasi fraksional. Fraksi-fraksi yang telah terbentuk
selanjutnya akan didestilasi lebih jauh. Agen vaporisasi yang digunakan dapat
berupa uap air yang sangat panas. Fraksinasi dilakukan pada tekanan atmosfer
atau bahkan vakum (hampa udara). Destilasi equilibrium (satu langkah)
menghasilkan produk yang kurang baik jika dibandingkan dengan destilasi
fraksional
Langkah-Langkah
Fraksinasi
Pada
saat menggunakan tekanan atmosfer, minyak bumi dipanaskanpada suhu tidak lebih
dari 370°C karena suhu yang lebuh tinggi akan menyababkan pemecahan (cracking)
atau dekomposisi hidrokarbon. Hal ini harus dihindari karena hidrokarbon jenuh
yang terbentuk akan menurun kualitasnya. Destilasi pada tekanan atmosfer akan
menghasilkan fraksi dengan titik didih sekitar 30° hingga 350°-360°C. Fraksi ini terdiri dari senyawa
yang berguna bagi manusia, yaitu bensin, minyak tanah, minyak diesel (solar),
dan bahan bakar jet (aftur). Selain itu juga menghasilkan bahan baku sintesis
petrokimia seperti benzena, etilbenzena,
xilena, etilena, propilena, dan butadiena.
|
Skema
Sistem Fraksinasi Minyak Bumi. Keterangan 1 = Kolom
fraksinasi atmosferik, 2 = Tungku untuk pemanasan minyak bumi dan mazut, 3 =
Kolom fraksinasi atmosferik. 4 = Kolom fraksinasi vakum, 5 = Kondenser
pendingin, 6 = Penukar panas. I = Minyak bumi, II = Bensin
ringan, II = Bensin atas, IV = Bensin berat, V = Minyak
tanah, VI = Uap air, VII = Mazut, VII = Dekomposisi gas dan uap air,
IX = Fraksi oli, X = Residu aspal
|
Materi
3
Jenis
jenis fraksi minyak bumi
Fraksi
Minyak Bumi
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:
-
Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Kegunaan: Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
-
Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
-
Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan
bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
-
Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Bahan bakar motor, bahan bakar
industry
-
Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300°C
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300°C
Kegunaan: Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
-
Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300°C
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300°C
Kegunaan: Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan
pelapis anti bocor.
Untuk lebih jelasnya, kegunaan beberapa fraksi minyak bumi dijelaskan di
bahwa ini:
Fraksi Gas
Untuk fraksi gas yang telah didapatkan selanjutnya dialurkan ke tempat penyimpanan melalui saluran yang telah diberi kondensor. Lalu diolah lagi di Unit Destilasi Bertekanan untuk menaikkan titik didihnya agar pemisahan dapat berlangsung dan menghasilkan:
– LPG
– Solvent
– Mogas
Untuk fraksi gas yang telah didapatkan selanjutnya dialurkan ke tempat penyimpanan melalui saluran yang telah diberi kondensor. Lalu diolah lagi di Unit Destilasi Bertekanan untuk menaikkan titik didihnya agar pemisahan dapat berlangsung dan menghasilkan:
– LPG
– Solvent
– Mogas
Fraksi Gasolin
Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax.
Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax.
Kerosin dan Solar
Khusus untuk fraksi ini bisa langsung digunakan. Untuk fraksi kerosin hasilnya berupa minyak tanah dan avtur dan untuk fraksi solar hasilnya adalah solar.
Khusus untuk fraksi ini bisa langsung digunakan. Untuk fraksi kerosin hasilnya berupa minyak tanah dan avtur dan untuk fraksi solar hasilnya adalah solar.
Minyak Berat dan Residu (long residu)
Fraksi ini diolah lagi di unit destilasi vacuum untuk menurunkan titik didihnya sehingga menghasilkan fraksi light vacuum gasoil (LVG), medium vacuum gasoil (MVG), heavy vacuum gasoil (HVG) dan fraksi short residu. Fraksi MVG dan HVG akan diolah lagi di unit Polypropilin sehingga menghasilkan biji plastik. Sedangkan LVG akan dicampur dengan solar untuk menaikkan angka cetane. Untuk fraksi short residu sendiri nantinya akan diolah menjadi aspal
Fraksi ini diolah lagi di unit destilasi vacuum untuk menurunkan titik didihnya sehingga menghasilkan fraksi light vacuum gasoil (LVG), medium vacuum gasoil (MVG), heavy vacuum gasoil (HVG) dan fraksi short residu. Fraksi MVG dan HVG akan diolah lagi di unit Polypropilin sehingga menghasilkan biji plastik. Sedangkan LVG akan dicampur dengan solar untuk menaikkan angka cetane. Untuk fraksi short residu sendiri nantinya akan diolah menjadi aspal
Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi
terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositasnya
(kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil dari distilasi minyak bumi
menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi seperti berikut.
2.1.
Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke
dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500oC.
Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis
antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak
bumi yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak
bumi lainnya.
2.2.
Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor
untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli dihasilkan dari hasil
distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500oC. Itu dikarenakan
oli tidak dapat menguap di antara suhu tersebut
2.3.
Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel.
Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-340oC.
Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya
akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Umumnya, solar mengandung belerang dengan
kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan
setana. Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu
bahan bakar di dalam mesin diesel.
2.4.
Kerosin dan Avtur
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar
kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin
dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250oC.
Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali. Kerosin adalah cairan
hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang digunakan
sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan
bakar pesawat disebut avtur.
2.5.
Nafta
Nafta adalah bahan baku industri
petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC.
Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya
akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
2.6.
Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum eter adalah bahan
pelarut dan untuk laundry. Bensin
pada umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin
dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75oC.
Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian
minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian
utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering
menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu
bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah
ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Pertamina
meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan
bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus
dengan bilangan oktan 95. Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka
untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan dengan cara:
Cracking (perengkahan),
yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.
Reforming,
yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
Alkilasi atau polimerisasi,
yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
2.7.
Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir
adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu
bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih
kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat
berwujud cair.
Sebenarnya, senyawa alkana yang
terkandung dalam LPG berwujud gas pada suhu kamar. LPG dibuat dalam bentuk gas
untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah menjadi cair dengan cara menambah
tekanan dan menurunkan suhunya.
Fraksi
Minyak Bumi dan Kegunaanya
Fraksi
Minyak Bumi
Senyawa
hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih
masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik
didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan
densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon
bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan
menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:
1. Gas
Rentang
rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek
didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang
rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek
didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang
rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek
didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang
rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek
didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang
rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek
didih dari 130 sampai 300°C
6. Residu
Rentang
rantai karbon diatas C40
Trayek
didih diatas 300°C
Tabel 1.
Fraksi-fraksi minyak bumi
Fraksi
|
Jumlah atom C
|
Titik didih (°C)
|
Kegunaan
|
Gas
|
1–4
|
(–160)–30
|
Bahan bakar LPG, sumber hidrogen, bahan baku sintesis senyawa organik.
|
Petroleum eter
|
5–6
|
30–90
|
Pelarut.
|
Bensin (gasoline)
|
5–12
|
70–140
|
Bahan bakar kendaraan.
|
Nafta (bensin berat)
|
6–12
|
140–80
|
Bahan kimia (pembuatan plastik, karet sintetis, detergen, obat, cat,
serat sintetis, kosmetik), zat aditif bensin.
|
Minyak tanah (kerosin),
|
9–14
|
180–250
|
Rumah tangga.
|
Avtur (Aviationturbine kerosene)
|
Bahan bakar mesin pesawat terbang.
|
||
Solar dan minyak diesel
|
12–18
|
270–350
|
Bahan bakar diesel, industri.
|
Pelumas (Oli)
|
18–22
|
350 ke atas
|
Pelumas.
|
Parafin/lilin/malam
|
20–30
|
350 ke atas
|
Lilin, batik, korek api, pelapis kertas bungkus, semir sepatu.
|
Aspal
|
25 ke atas
|
350 ke atas
|
Pengaspalan jalan, atap bangunan, lapisan antikorosi, pengedap suara pada
lantai.
|
Jenis Fraksi dari Penyulingan Minyak Bumi
Fraksi Minyak Bumi Jumlah Atom C Trayek Titik Didih
Gas Alam
C1-C2 -160oC –
(-88oC)
LPG C3-C4 -40oC – (0oC)
Petroleum Eter C5-C6 20oC
– 70oC
Bensin C7-C8 70oC – 140oC
Kerosin C11-C13 180oC – 250oC
Nafta
C9-C10 140oC – 180oC
Solar C14-C16 250oC – 350oC
Minyak Pelumas C17-C20 250oC
– 350oC
Vaselin dan Lilin C21-C24 >
350oC
Aspal C3-D5
Fraksi
minyak bumi dan kegunaannya :
Fraksi
|
Kegunaan
|
Gas
|
Bahan bakar (LPG) sumber hydrogen
|
Petroleum eter
|
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
|
Bensin (gasoline)
|
Bahan bakar motor
|
Kerosin, minyak diesel/solar
|
Bahan bakar mesin diesel, bahan bakar industry,
untuk cracking
|
Minyak pelumas
|
Pelumas
|
Paraffin
|
Lilin dan lain-lain
|
Aspal
|
Bahan bakar untuk pelapis jalan raya
|
Tabel 7.6 fraksi hidrokarbon hasil
penyulingan minyak bumi
Fraksi
|
Ukuran Molekul
|
Titik Didih
|
Kegunaan
|
Gas
Petroleum eter
Bensin (gasoline)
Kerosin, minyak diesel/solar
Minyak pelumas
Parafin
Aspal
|
C1 – C5
C5 – C7
C5 – C12
C12 – C18
C16 ke atas
C20 ke atas
C25 ke atas
|
-160 – 30
30 – 90
30 – 200
180 – 400
350 ke atas
Merupakan zat padat dengan titik cair rendah
Residu
|
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
Pelarut, binatu kimia (bahan dry cleaning)
Bahan bakar motor
Bahan bakar mesin diesel, bahan bakar industri,
untuk cracking
Pelumas
Lilin dan lain-lain
Bahan bakar dan untuk pelapis jalan raya
|
Materi
4 dan 5
i.
Dampak
pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan
ii.
Beserta
Cara mengatasi dampak pembakarannya
dampak pembakaran hidrokarbon
1.gas CO---mnbbkan skit kpla
2. gas CO2---efek rmh kaca
3. Nitrogen diksida---hujan asam
4.SO2 ( sulfur dioksida )----iritasi mata,,ISPA
5.Timbal ( Pb )----memicu serangan jantung,,merusak ginjal
cara mengatasi
1.gas CO---mnbbkan skit kpla
2. gas CO2---efek rmh kaca
3. Nitrogen diksida---hujan asam
4.SO2 ( sulfur dioksida )----iritasi mata,,ISPA
5.Timbal ( Pb )----memicu serangan jantung,,merusak ginjal
cara mengatasi
Membatasi/mengurangi polusi yang ditumbulkan
dari asap kendaraan/pabrik.....smg mmbntu
Dampak
Hidrokarbon
ke lingkungan dapat menjadi polutan primer maupun sekunder. Jumlahnya yang
berlebih pada manusia, hewan, tumbuhan, ekosistem, maupun material tertentu
akan memberi dampak negatif.
1. Kesehatan Manusia
Beberapa dari bahan bahan pencemar ini merupakan senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dan mutagenik, seperti etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit dan hidrokarbon poliaromatik (PAH).
Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi untuk membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan (Tugaswati, 2004).
Pengaruh hidrokarbon aromatic pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini, yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan:
1. Kesehatan Manusia
Beberapa dari bahan bahan pencemar ini merupakan senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dan mutagenik, seperti etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit dan hidrokarbon poliaromatik (PAH).
Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi untuk membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan (Tugaswati, 2004).
Pengaruh hidrokarbon aromatic pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini, yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan:
Tabel
1. Pengaruh Konsentrasi Hidrokarbon Terhadap Kesehatan Manusia
Ekosistem
dan Lingkungan
Reaksi pembakaran hidroakarbon yang melibatkan O2 akan menghasilkan panas yang tinggi. Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon.
Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates).
3. Hewan
Hidrokarbon yang bersifat mutagenik akan sangat rentan pada hewan. Dengan kekalan massa yang berlaku, konsumsi hewan yang tercemar oleh manusia akan memindahkan kandungan senyawa hidrokarbon ke manusia.
4. Tumbuhan
Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat (Anonim, 2008).
5. Material
Dampak hidrokarbon pada material biasanya disebabkan oleh sifat kimiawi hidrokarbon. Sebagai contoh, karet gelang yang direndam dalam bensin makan akan bertambah volumenya tetapi berkurang sifat elastisnya.
Reaksi pembakaran hidroakarbon yang melibatkan O2 akan menghasilkan panas yang tinggi. Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon.
Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates).
3. Hewan
Hidrokarbon yang bersifat mutagenik akan sangat rentan pada hewan. Dengan kekalan massa yang berlaku, konsumsi hewan yang tercemar oleh manusia akan memindahkan kandungan senyawa hidrokarbon ke manusia.
4. Tumbuhan
Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat (Anonim, 2008).
5. Material
Dampak hidrokarbon pada material biasanya disebabkan oleh sifat kimiawi hidrokarbon. Sebagai contoh, karet gelang yang direndam dalam bensin makan akan bertambah volumenya tetapi berkurang sifat elastisnya.
DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR DAN CARA
MENGATASINYA
1. Pencemaran Udara
Penggunaan bahan bakar fosil jika
pembakarannya tidak sempurna dapat menimbulkan pencemaran udara yang berupa
partikulat atau gas dapat membahayakan kesehatan manusia atau kestabilan bumi.
Berikut beberapa pencemaran yang mungkin terjadi :
a. Pengotor dalam bahan bakar
Batubara mengandung sedikit belerang dan
saat dibakara akan menghasilkan SO2 dan meninggalkan abu yang mengandung
oksida-oksida logam.
b. Bahan Additif
Untuk menaikkan bilangan oktan dalam
bensin ditambahkan zat-zat additive yang pembakarannya menghasilkan PbBr2
sebagai pencemar udara karena dapat merusak ginjal, otak dan hati.
c. Karbon dioksida (CO2)
CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor
sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia, namun peningkatan suhu permukaan bumi
(efek rumah kaca) atau pemanasan global yang berpengaruh pada iklim dan
pencairan es di kutub
d. Karbon Monoksida (CO)
Pembakaran yang berlangsung tidak sempurna
selain menghasilkan CO2 juga menghasilkan CO dan Jelaga. CO beracun dan dapat
menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika CO
masuk dalam darah melalui pernafasan dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam
darah membentuk karbosihemoglobin sehingga menghalangi darah membawa oksigen ke
seluruh tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen yang dapat menimbulkan kematian
yang diawali rasa lemas.
e. Oksida belerang (SO2 dan SO3)
Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil
khususnya batu bara adalah SO2 dan SO3. Jika SO2 terhisap dalam pernafasan
membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit. Sedangkan jika yang terhisap SO3 akan membentuk asam sulfat yang
berbahaya. Jika oksida belerang larut dalam hujan akan menyebabkan hujan asam.
f. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Dalam silinder bunga api listrik
menyebabkan sedikit nitrogen bereaksi dengan oksigen membbentuk NO dan setelah
keluar dari knalpot NO bereaksi dengan udara (oksigen) membentuk NO2.
N2 + O2 2NO(g)
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
Sebenarnya NO dan NO2 tidak beracun
secara langsung tetapi NO bereaksi dengan bahan pencemar lain menimbulkan asap
kabut atau Smog yang dapat menimbulkan iritasi pada mata dan saluran
pernafasan. Smog juga mengurangi daya pandang dan tanaman menjadi rumah kayu.
2. Efek Rumah Kaca (Greenhouse
Effect)
a.Pengertian
Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan tanaman atau apa saja yang terdapat dalam rumah kaca. Tanaman atau material apa saja yang mengalami pemanasan tersebut akan memancarkan radiasi infra merah (gelombang panas) yang akan diserap kaca dan meradiasikannya ke dalam rumah kaca dan terjadi peningkatan suhu. Keadaan tersebut merupakan gambaran pengaruh sinar matahari terhadap suhu permukaan bumi. Di atmosfer yang bertindak sebagai kaca adalah gas rumah kaca (GRK) yang meliputi karbondioksida (CO2), uap air (CO), metana (CH4) dan senyawa golongan CFC. Jadi gas-gas tersebut berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata sekitar 15°C dan jika tanpa GRK, suhu permukaan bumi diperkirakan mencapai -25°C.
a.Pengertian
Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan menghangatkan tanaman atau apa saja yang terdapat dalam rumah kaca. Tanaman atau material apa saja yang mengalami pemanasan tersebut akan memancarkan radiasi infra merah (gelombang panas) yang akan diserap kaca dan meradiasikannya ke dalam rumah kaca dan terjadi peningkatan suhu. Keadaan tersebut merupakan gambaran pengaruh sinar matahari terhadap suhu permukaan bumi. Di atmosfer yang bertindak sebagai kaca adalah gas rumah kaca (GRK) yang meliputi karbondioksida (CO2), uap air (CO), metana (CH4) dan senyawa golongan CFC. Jadi gas-gas tersebut berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata sekitar 15°C dan jika tanpa GRK, suhu permukaan bumi diperkirakan mencapai -25°C.
b.Gas-Gas Rumah Kaca (GRK)
1)
Karbon dioksida (CO2)
CO2 merupakan gas rumah kaca paling
penting karena kelimpahan diatmosfer paling banyak. Akhir-akhir ini kelimpahan
CO2 meningkat dengan adanya kemajuan teknologi,
pertambahan penduduk dan semakin banyaknya pabrik, kendaraan dan pembakaran
utan.
2)
Uap air
Kelimpahan uap air di udara cukup besar,
namun keberadaannya tidak terkait langsung dengan aktivitas manusia, sehingga
peningkatan atau berkurangnya tidak mengkhawatirkan.
3)
Metana
Kelimpahan metana jauh lebih sedikit
dibandingkan CO2(g) dan H2O namun mempunyai efek rumah kaca yang lebih kuat
daripada CO2 per molekulnya. Keberadaan CH4 merupakan hasil penguraian sisa-sisa
tumbuhan.
4.
) Keluarga
CFC
CFC
merupakan gas rumah kaca namun keberadaannya dapat merusak lapisan ozon. CFC
dihasilkan dari penggunaan lemari es, berbagai alat semprot (deodorant, minyak
wangi, hairspray, berbagai pembersih dll)
3.
Hujan Asam
Air hujan pada umumnya bersifat asam
dengan pH (derajat keasaman) sekitar 5,7. Jika air hujan mempunyai pH kurang
dari 5,7 disebut hujan asam.
a.
Penyebab hujan asam
Air hujan mencapai pH 5,7 (normal)
dikarenakan melarutkan gas CO2 di udara
CO2(g) + H2O (l) H2CO3(aq)
CO2(g) + H2O (l) H2CO3(aq)
Air hujan yang pH nya kurang dari 5,7
dikarenakan diudara banyak mengandung pollutant : SO2, SO3 dan NO2 dengan
reaksi sebagai berikut :
SO2(g) + H2O(l) H2SO3(aq) (asam sulfit)
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq) (asam sulfat)
2NO2(g) + H2O(l) HNO2(aq) + HNO3(aq)
b.
Dampak Hujan Asam
Hujan asam menimbulkan masalah lingkungan
terutama tanaman, biota air dan bangunan
1)
Kerusakan hutan
Hujan asam dapat melarutkan unsure hara
yang penting seperti kallsium dan magnesium sehingga tanah bersifat asam yang tidak
baik bagi tumbuhan. Selain itu hujan asam membebaskan ion aluminium yang
merupakan racun bagi tanaman dan gas SO2 yang ada bersama hujan asam dapat
mematikan daun tumbuhan.
2)
Kematian Biota Air
Hujan asam mengakibatkan air sungai dan
danau bersifat asam yang akan mematikan ikan dan tumbuhan air.
3)
Kerusakan bangunan
Hujan asam dapat merusak bangunan. Bahan
bangunan seperti batu kapur, marmer dan beton sedikit banyak mengandung CaCO3
yang akan larut dalam asam
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c.
Penanggulangan Hujan Asam
Terjadinya hujan asam dapat ditanggulangi
dengan cara :
1)
Menetralkan asamnya
Danau yang bersifat asam dapat
dinetralkan dengan menambahkan CaCO3 yaitu basa yang relative murah
2)
Mengurangi emisi SO2 yang berasal dari pembangkit
tenaga dengan batubara. SO2 dapat dikurangi dengan menyerap SO2 sebelum
memasuki cerobong asap. Zat yang dapat menyerap SO2 adalah CaCO4 yang dapat
digunakan untuk membuat plester tembok/ plamir.
SO2 + CaCO3 CaSO3 + CO2
CaSO3 + ½ O2 CaSO4
3)
Mengurangi emisi Oksida Nitrogen
Oksida nitrogen (NO) terutama berasal
dari kendaraan bermotor. Hal tersebut dapat dikurangi dengan jalan mengurangi
laju kendaraan. Cara lain dilakukan dengan mengubah katalitik pada knalpot kendaraan.
-Dampak terhadap lingkungan
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan air.
-Dampak terhadap kesehatan
Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
-Dampak terhadap ekonomi
Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan air.
-Dampak terhadap kesehatan
Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
-Dampak terhadap ekonomi
Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari.
Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1. Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna
Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
c. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air.
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah.
Peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
asam karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
EMISI HASIL PEMBAKARAN
I.Reaksi pembakaran dan hasil reaksi
pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia antara unsur bahan bakar dengan oksigen. Oksigen didapat dari udara luar yang merupakan campuran dari beberapa senyawa kimia antara lain oksigen (O), nitrogen (N), argon (Ar), karbondioksida (CO2) dan beberapa gas lainnya. Dalam proses pembakaran maka tiap macam bahan bakar selalu membutuhkan sejumlah udara tertentu agar bahan bakar dapat dibakar secara sempurna. Bahan bakar bensin, untuk dapat terbakar sempurna membutuhkan udara kurang lebih 15 kali berat bahan bakarnya. Rumus kimia bahan bakar adalah Cn Hm. Dalam pembakaran dibutuhkan perbandingan udara bahan bakar dimana besarnya udara yang dibutuhkan dalam silinder untuk membakar bahan bakar. Perbandingan udara bahan bakar
atau AFR (air fuel ratio). Berdasarkan jenis bahan bakar
1.Hidrogen
2H2 + O2 -> 2H2O
2.Bahan bakar minyak
2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O
3.Metana
CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O
4.Etanol
C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O
5.Karbohidrat
-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O
7. Untuk LPG (Liquified Petroleum Gas)
C3H8 + C4H10 + 11.5 02 -> 7CO2 + 9H2O
Pembakaran adalah reaksi kimia antara unsur bahan bakar dengan oksigen. Oksigen didapat dari udara luar yang merupakan campuran dari beberapa senyawa kimia antara lain oksigen (O), nitrogen (N), argon (Ar), karbondioksida (CO2) dan beberapa gas lainnya. Dalam proses pembakaran maka tiap macam bahan bakar selalu membutuhkan sejumlah udara tertentu agar bahan bakar dapat dibakar secara sempurna. Bahan bakar bensin, untuk dapat terbakar sempurna membutuhkan udara kurang lebih 15 kali berat bahan bakarnya. Rumus kimia bahan bakar adalah Cn Hm. Dalam pembakaran dibutuhkan perbandingan udara bahan bakar dimana besarnya udara yang dibutuhkan dalam silinder untuk membakar bahan bakar. Perbandingan udara bahan bakar
atau AFR (air fuel ratio). Berdasarkan jenis bahan bakar
1.Hidrogen
2H2 + O2 -> 2H2O
2.Bahan bakar minyak
2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O
3.Metana
CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O
4.Etanol
C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O
5.Karbohidrat
-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O
7. Untuk LPG (Liquified Petroleum Gas)
C3H8 + C4H10 + 11.5 02 -> 7CO2 + 9H2O
Berdasarkan
alat pembakaran :
1.Pembakaran bensin pada mobil
Mekanisme mesin berbahan bakar bensin. Penjelasan berikut menunjukkan bagaimana bensin bekerja dalam mobil:
1. Bensin dicampur dengan udara dengan rasio perbandingan yang optimal (kondisi di mana terdapat kandungan oksigen yang minimum, yang diperlukan untuk membakar 1 gram bensin dengan sempurna)
2. Gas yang tercampur ini akan dibakar dalam mesin nantinya.
3. Gas yang tercampur ini selanjutnya dihembuskan ke dalam mesin. Gas dikompress dengan piston dengan gaya yang lembam, yang meningkatkan suhu dan tekanan dari gas yang dihembuskan.
4. Campuran gas ini lalu dipantik dengan kontak spark dengan penempatan waktu yang tepat (tepat sebelum suhu dan tekanan gas mencapai titik tertinggi) Campuran gas ini mulai terbakar di dekat kontak spark.
5. Nyala diperbanyak secara bertahap dalam campuran gas, lalu menyebar masuki interior mesin (wadah pembakaran dalam) Tekanan di dalam wadah pembakaran dinaikkan oleh adanya pembakaran gas, yang mendorong piston.
6. Gaya yang dihasilkan dilewatkan ke bagian luar mobil, yang menggerakkan roda. Ada mekanisme mesin bensin. Mekanisme inilah yang menjadikan mesin berbahan bakar bensin juga disebut “mesin pantikan spark”.
Mekanisme mesin berbahan bakar bensin. Penjelasan berikut menunjukkan bagaimana bensin bekerja dalam mobil:
1. Bensin dicampur dengan udara dengan rasio perbandingan yang optimal (kondisi di mana terdapat kandungan oksigen yang minimum, yang diperlukan untuk membakar 1 gram bensin dengan sempurna)
2. Gas yang tercampur ini akan dibakar dalam mesin nantinya.
3. Gas yang tercampur ini selanjutnya dihembuskan ke dalam mesin. Gas dikompress dengan piston dengan gaya yang lembam, yang meningkatkan suhu dan tekanan dari gas yang dihembuskan.
4. Campuran gas ini lalu dipantik dengan kontak spark dengan penempatan waktu yang tepat (tepat sebelum suhu dan tekanan gas mencapai titik tertinggi) Campuran gas ini mulai terbakar di dekat kontak spark.
5. Nyala diperbanyak secara bertahap dalam campuran gas, lalu menyebar masuki interior mesin (wadah pembakaran dalam) Tekanan di dalam wadah pembakaran dinaikkan oleh adanya pembakaran gas, yang mendorong piston.
6. Gaya yang dihasilkan dilewatkan ke bagian luar mobil, yang menggerakkan roda. Ada mekanisme mesin bensin. Mekanisme inilah yang menjadikan mesin berbahan bakar bensin juga disebut “mesin pantikan spark”.
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran Udara adalah kondisi udara yang tercemar
de-ngan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di udara yang
menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem kehidupan
makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan dengan
manusia
Jenis-jenis pencemaran udara
Menurut bentuk : Gas, Pertikel
Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas
(outdoor)
Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia,
toksis
Menurut asal : Primer, sekunder
Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas
dan partikel :
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi
:
Golongan belerang terdiri dari Sulfur
Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S)
dan Sulfat Aerosol.
Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen
Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Amoniak(NH3)
dan Nitrogen Dioksida (NO2).
Golongan Karbon terdiri dari Karbon
Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO),
Hidrokarbon .
Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen,
Vinyl Klorida, air raksa uap.
PENANGGULANGAN PEN-CEMARAN UDARA
Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan
cara mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan,
melarutkan polutan dan mendispersikan polutan,
Penang-gulangan pencemaran udara berbentuk gas di lihat pada tabel 3
Penanggulangan Polusi udara dari ruangan
Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap
rokok, pembakaran asap dapur, bahan baku ruangan, kendaraan bermotor dan
lain-lain yang dibatasi oleh ruangan. Pencegahan pen-cemaran udara yang berasal
dari ruangan bisa dipergunakan :
Ventilasi yang sesuai, yaitu :
Usahakan polutan yang masuk ruangan
seminimum mungkin.
Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber
pencemaran.
Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan
sehingga udara yang masuk ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Filtrasi . Memasang
filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk menangkap polutan dari
sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.
Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang
mengan-dung polutan dilewatkan melalui alat ini sehingga udara
dalam ruangan sudah berkurang polutan-nya atau disebut
bebas polutan.
Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas
NO
|
BAHAN PENCEMAR
|
SUMBER
|
DAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT
|
1.
|
Sulfur Dioksida (SO2)
|
Batu bara atau bahan bakar minyak yang mengandung
Sulfur.
Pembakaran limbah pertanah.
Proses dalam industri.
|
Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas sehingga
menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.
|
2.
|
Hidrogen Sulfa (H2S)
|
Dari kawah gunung yang masih aktif.
|
Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak
indera penciuman (nervus olfactory)
|
3.
|
Nitrogen Oksida (N2O)
Nitrogen Monoksida (NO)
Nitrogen Dioksida (NO2)
|
Berbagai jenis pembakaran.
Gas buang kendaran bermotor.
Peledak, pabrik pupuk.
|
Menggangu sistem pernapasan.
Melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas
sehingga paru mudah terserang infeksi.
|
4.
|
Amoniak (NH3)
|
Proses Industri
|
Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat.
Menyebabkan sistem pernapasan, Bronchitis, merusak
indera penciuman.
|
5.
|
Karbon Dioksida (CO2)Karbon Monoksida
(CO)Hidrokarbon
|
Semua hasil pembakaran.Proses Industri
.
|
Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh
dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan
tubuh akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian.
Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan
berfikir, gerakan otot, gangguan jantung.
|
Tabel 2 Penanggulangan pencemaran udara benbentuk gas
NO
|
BAHAN PENCEMAR
|
PENANGGULANGAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
Sulfur Dioksida (SO2)
Hidrogen Suldfida (H2S)
Nitrogen Oksida (N2O)
Nitrogen Monoksida (NO)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Amoniak (NH3)
Karbondioksidak (CO2)Karbon Monoksida (CO)Hidrokarbon
|
Absorbsi
|
Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang
dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain
karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu
diperlukan pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) atau
dibersihkan kemudian dipakai kembali.
|
|
|
Pembakaran
|
Mempergunakan proses oksidasi panas untuk
menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran
berupa (CO2) dan (H2O). Alat pembakarannya adalah
Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o—1400o F
|
|
|
Reaksi Kimia
|
Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan
golongan Be-lerang. Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi dengan cara -
cara lain, hanya dalam pembersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang
dominan. Membersihkan gas golongan nitrogen , caranya dengan diinjeksikan
Amoniak (NH3) yang akan bereaksi kimia dengan Nox dan
membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan belerang
dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur arang.
|
Tabel 3 Dampak Pencemaran udara berupa partikel
NO
|
BAHAN PENCEMAR
|
SUMBER
|
DAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT
|
1.
|
Debu - partikel
|
Debu domestik maupun dari industri
Gas buang kendaraan bermotor
Peleburan timah hitamPabrik battere
|
Menimbulkan iritasi mukosa, Bronchitis, menimbulkan
fibrosis paru.
Dampak yang di timbulkan amat membahayakan, karena
dapat meracuni sistem pembentukan darah merah .
Menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merahPada
anak kecil menimbulkan penurunan kemampuan otakPada orang dewasa menimbulkan
anemia dan gangguan tekanan darah tinggi.
|
2
|
Benzen
|
Kendaraan bermotor.Daerah industri.
|
Menimbulkan gangguan syaraf pusat.
|
3
|
Partikel polutan bersifat biologis berupa : Bakteri,
jamur, virus, telur cacing.
|
Daerah yang kurang bersih lingkungannya
|
Pada pencemaran udara ruangan yang ber AC dijumpai
beberapa jenis bakteri yang mengakibatkan penyakit pernapasan.
|
Tabel 4 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk
partikel
NO
|
BAHAN PENCEMAR
|
PENANG-GULANGAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
Debu - partikelTimah hitam (Pb)BenzenPartikel
polutan bersifat biologis berupa :Bakteri, jamur, virus, telur cacing.
|
Membersihkan(Scrubbing)Menggunakan
filterMempergunakan Kolektor MekanisProgram langit biruMenggalakkan penanaman
Tumbuhan
|
Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan, dalam
keadaan alamiah (turun hujan) maka polutan partikel dapat turut dibawa
bersama air hujan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat,
masif, fibrous dan spray.
Dengan filtrasi dimaksudkan menangkap polutan
partikel pada permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran sekecil
mungkin.
Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga
kinetis atau kombinasi untuk mengendapkan polutan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan
gaya sentripetal yang memakai silikon. Semakin besar partikel secepat mungkin
proses pembersihan
Program langit biru yang dikumandangkan oleh
pemerintah Indonesia adalah mengurangi pencemaran udara, khususnya dari
akibat transportasi. Ada 3 tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara
akibat transportasi yaitu mengganti bahan bakar, mengubah mesin kendaraan,
memasang alat-alat pembersih polutan pada kendaraan.
Mempertahankan “paru-paru” kota dengan memperluas
pertamanan dan penanaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan sebagai penangkal
pencemaran udara.
|
.DAMPAK PENCEMARAN BAGI MANUSIA SECARA GLOBAL
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara
global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global
ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai
akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam.
Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan
membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam.
Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah,
danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan
dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya
akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.
E.UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu
bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran
lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga
adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut
dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi
kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur
ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.
2. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum
dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan
pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang
mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak
mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian
penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik
dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau
akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor
atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran
udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang
sesuaiPemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian.
Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk
ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan
oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya
melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat
mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang
dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan
tanaman.
Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang
dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
6. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap
lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain
mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini
dengan berbagai jenis sampahnya.
Mengevaluasi dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap ligkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya.
Factual :
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari
unsur atom karbon (c) dan atom hydrogen (H)
Hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-
atom hydrogen yang berikatan dengan rantai tersebut (Hidrokarbon alifatik)
Hidrokarbon adalah salah satu sumber energy
paling penting di bumi, penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan
bakar.
Jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan
alkuna pasti lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan rangkap.
Procedural :
Tahapan-tahapan yang dailakukan pengelolaan
senyawa hidrokarbon.
a. Minyak bumi
yang didapat dari hasil pengeboran(mengandung hidrikarbon 50% - 90%)
- Proses penyulingan bertingkat
dengan metode fraksionasi : metode ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik
didih senyawa –senyawa penyusun minyak bumi atau biasa disebut juga distilasi
bertingkat.
Ketika minyak
bumi difraksionasi, senyawa yang memiliki titik didih paling rendah akan
menguap dan terpisah terlebih dahulu. Setelah itu akan disusul dengan senyawa
yang titik didihnya lebih tinggi. Maka dari itu senyawa hidrokarbon yang
terkandung dalam minyak bumi itu akan terpisah secara bertahap. Tiap- tiap
senyawa yang memiliki perbedaan titik didih akan ditampung dalam tempat
penampungan yang berbeda, kemudian dilakukan proses perengkahan (cracking),
perengkahan ini dilakukan untuk memecah hidrokarbon rantai panjang menjadi
rantai pendek. Sebaliknnya jika diinginkan senyawa dengan rantai yang lebih
panjang maka dilakukan proses penggabungan atau reforming.s
Konseptual :
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan
fosil) membentuk karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O),
contohnya:
a. pembakaran
sempurna isooktana :
C8H18 (l) + 12 O2 (g) 8 CO2 (g) + 9 H2O
(g)
Pembakaran tak sempurana mengahasilkan lebih
sedikit kalor. Jadi pembakaran tak sempurna menurangi efisiensi bahan bakar,
dampak dari pembakaran tak sempurna
lainnya adalah dikhasilkannnya gas karbon monoksida (CO), yang bersifat
racun oleh karena itu pembakaran tak sempurna mencemari udara.
Prinsip :
Dampak pembakaran hidrokarbon dari fraksi minyak
bumi:
Pembakaran
bensin yang mengandung TEL dapat menghasilkan senyawa timbale oksida yang
sifatnya tertimbun dalam mesi. Biasanya ke dalam campuran bensin selalu
ditambahkan senyawa 1,2-dibromometana agar senyawa timbal oksida tidak tertimbun.
Ketika terjadi pembakaran bensin, senyawa timbal osida akan bereaksi dengan
1,2-dibromometana menghasilokan senyawa yang mudah menguap. Senyawa ini akan
dibebaskan diudara dan menjadi polutan bagi udara serta akan menjadi racun jika
jumlahnya melewati ambang batas tertentu
Dampak
lain dari pembakaran senyawa ini yaitu jika pembakarannya terjadi secara
tidak sempurna. Karena kekurangan pasokan oksigen, maka senyawa yang
dihasilkan dari proses pembakarannya adalah karbon monoksida dan jalaga. Karbon
monoksida (CO) yang terbentuk bersifat
berbahaya karena akan berikatan dengah hemoglobin di dalam darah. Sedangkan
jelaga yang terbentuk dapat masuk kedalam paru –paru dan meriusak system
jaringan tubuh.
KD
3.4 : Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil
percobaan dan diagram tingkat energy
Factual
:
Perbahan entalpi () positif menunjukan bahwa
dalam perubahan terdapat penyerapan dan kalor
atau pelepasan kalor;
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan
kalor disebut reaksi eksoterm;
Reaksi kimia yang menyerap kalor disebut eaksi
endoterm.
Procedural :
Percobaan mengetahui reaksi eksoterm dan
endoterm
- Tujuan : mengetahui reaksi
eksoterm dan endoterm
- Alat : tabung reaksi, rak
tabung reaksi, alat pengaduk, thermometer;
- Bahan : NaOH, CO(NH2)2
(urea),BaCl2 ,CaCl2 , CuSO4 ,Na2S2O3
,Air (air murni)
- Prosedur kerja:
a. Letakan
tabung reaksi dirak tabung reaksi
b. Ukur dan catatlah
suhu air yang akan digunakan sebagai pelarut terlebih dahulu menggunakan
thermometer.
c. Isi
tiap-tiap tabung reaksi dengan larutan yang berbeda-beda (NaOH, CO(NH2)2
(urea),BaCl2 ,CaCl2 , CuSO4 ,Na2S2O3)
d. Kemudian ukur
suhu masing-masing larutan menggunakan
thermometer
e. Catat suhu
masing-masing larutan
f. Jika
suhu reaksi mengalami peningkatan , maka reaksi tersebut merupakan reaksi
eksoterm
g. Jika suhu
reaksimengalami penurunan maka reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm
- Tabel pengamatan :
Percobaan
|
Larutan
|
Keadaan tabung
|
suhu
|
Jenis reaksi
|
1
|
NaOH
|
Panas
|
650 c
|
Eksoterm
|
2
|
CO(NH2)2
|
Dingin
|
250 c
|
Endoterm
|
3
|
BaCl2
|
Panas
|
900 c
|
Eksoterm
|
4
|
CaCl2
|
Panas
|
770 c
|
Eksoterm
|
5
|
CuSO4
|
Panas
|
900 c
|
Eksoterm
|
6
|
Na2S2O3
|
Dingin
|
260 c
|
Endoterm
|
Konseptual :
Reaksi eksoterm : reaksi yang melepaskan kalor
yang disretai perpindahan kalor dari system ke ligkungan (kalor dibebaskan oleh sistem ke
lingkungannya) disertai dengan adanya kenaikan suhu lingkungannya disekitar sistem.
Contoh
reaksi eksoterm adalah gamping atau kapur tohor, CaO(s) dimasukan
kedalam air.
CaO(s) + H2
O(l) CaOH(aq)
Contoh
lainnya dalam kehidupan sehari-hari adalah membakar minyak tanah dikompor
minyak dan nyala api unggun.
Pada
reaksi ini sistem membebaskan energy, sehingga entalpi sistem akan berkurang
artinya entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi pereaksi. Sehingga
perubahan entalpinya bertanda negatif, dapat dinyatakan sebagai berikut:
DH =
HP – Hr < 0 (negatif)
Reaksi endoterm : reaksi yang menyerap kalor
yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem (kalor diserap
oleh sistem dari lingkungannya) dan ditandai dengan adanya penurunan suhu
lingkungan dari sekitar sistem
Contohnya
adalah ammonium klorida (NH4Cl)
NH4Cl(s) + H2O
NH4Cl(aq)
Contoh lainnya adalah proses
fotosintesis pada tumbuhan dan asimilasi.
Pada
reaksi ini sistem membebaskan energy. Oleh karena itu entalpi sistem akan
bertambah artinya entalpi produk (Hp) libih besar dari pada entalpi pereaksi
(Hr). akibatkannya perubahan entalpi merupakan selisih antara entalpi pereaksi
(Hp - Hr) bertanda positif. Perubahan entalpi ini dapat dinyatakan :
DH =
HP – Hr > 0 (positif)
Prinsip :
Reaksi eksoterm
jika reaksi membebaskan kalor dari
sistem ke lingkungan maka entalpi sistem akan berkurang, artinya produk
lebih kecil dari pada entalpi reaksi. Karena itu entalpi reaksinya bernilai
negatif.
Reaksi endoterm
Jika reaksi menyerap kalor dari
ligkungan ke sistem maka entalpi sistem akan bertambah, hal ini terjadi
karena produk lebih besar dari pada entalpi reaktan. Oleh karena itu, perubahan
entalpinya bernilai positif.
KD
3.5 : Menentukan reaksi berdasarkan Hukum Hess,dan
data energy ikatan
Factual:
Germain Hess mengemukakan Hukum bahwa : “Setiap reaksi
memiliki DH yang tetap dan tidak
bergantung pada jalan reaksi atau jumlah tahap reaksi “. Hal ini berarti bahwa
perubahan entalpi hanya dilihat dari keadaan awal dan akhir saja.
Entalpi dapat dihitung sekalipun tidak dapat
diukur secara langsung, caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika Pada beberapa persamaan reaksi
yang perubahan entalpinya diketahui.
Procedural :
Cara menyelesaikan soal
- Diketahui persamaan termokimia
sebagai berikut :
C4H9OH(l) + 6O2(g) 4CO2(g) + 5H2O(g)
DH = -2456 kJ
(C2H5)2 O(l) + 6O2(g) 4CO2(g) + 5H2O(g)
DH = -2510 kJ
Hitunglah perubahan entalpi untuk reaksi :
(C2H5)2 O(l) C4H9OH(l)
Jawab:
(C2H5)2 O(l) + 6O2(g) 4CO2(g) + 5H2O(g)
DH = -2510 kJ
4CO2(g) + 5H2H(g) C2H9(l) + 6O2(g)
DH = +2456 kJ
-
(C2H5)2
O(l) C4H9OH(l) DH = -
54 kJ
Konseptual :
Harga DH reaksi dapat dihitung dengan
menggunakan DH pembentukan standar dengan rumus:Hf hasil reaksi - Hf pereaksi
Reaksi kimia
pada dasarnya terdiri dari proses pemutusan ikatan –ikatan antara atom dari
senyawa yang bereaksi dan proses pengabunga kembali dari atom –atom yang
terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru. Proses penggabungan ikatan
membebaskan kalor sedangkan proses pemutusan ikatan memerlukan kalor. Kalor
yang diperlukan untuk pemutusan ikatan oleh satu mol molekul gas menjadi atom –
atom atau gugus dalam keadaan gas disebut energy ikatan.
Energy rata
–rata yang diperlukan untuk memperkirakan harga perubahan entalpi suatu reaksi
. dengan menggunakan Rumus : energi ikatan - energi ikatan hasil reaksi.
Prinsip :
Jika suatu persamaan reaksi
dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka , maka perubahan entalpinya
juga harus dikali (dibagi)
jika persamaan reaksi dibalik, maka
tanda perubahan entalpi harus dibalik pula ( yaitu menjadi -DH ).
KD
3.6 : Memahami teori tumbukan
(tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia
Factual :
Agar suatu reaksi berlangsung maka harus terjadi
tumbukan antara partikel –partikel zat pereaksi tersebut.
Molekul –molekul harus mempunyai orientasi tertentu
agar tumbukan efektif untuk menghasilkan reaksi kimia
Pada reaksi sederhana yaitu reaksi yang berlangsung
satu tahap perubahan konsentrasi pereaksi sebanding dengan perubahan kecepatan
reaksi
Pada reaksi yang tidak sederhana, tumbukan antara partikel – partikel pereaksi
tidak lagsung menghasilkan hasil akhir
Procedural :
Tahap – tahap berjalannya reaksi
2H2 + 2NO N2 + 2H2O (reaksi tak
sederhana)
Tahap 1:
NO(g)+ NO(g)
NO2(g)
(cepat)
Tahap 2 :
N2O2(g)+ H2(g)
NO2(g) + H2O(l) (cepat)
Tahap 3 :
3N2O(g)+ H2(g)
N2(g) + H2O(l) (lambat)
+
2NO(g)+ 2H2(g)
N2(g) + 2H2O(l) (reaksi stoikiometri)
Tiap tahap merupakan
reaksi sederhana, setiap tahap memiliki laju reaksi yang berbeda . sering
ditemukan bahwa diantara tahap – tahap reaksi dalam mekanisme reaksi terdapat
satu tahap laju yang relatif rendah. Dalam hal ini , laju reaksi secara
keseluruhan ditentukan oleh tahap yang lambat atau dengan kata lain tahap yang
paling lambat dalam satu mekanisme reaksi merupakan tahap penentu laju reaksi.
Konseptual :
peningkatan konsentrasi pereaksi dapat mempercepat
laju reaksi. Peningkatan konsentrasi berarti jumlah partikel akan bertambah
pada volume tersebut dan menyebabkan tumbukan antara partikel lebih sering
terjadi. Banyaknya tumbukan memungkikan tumbukan yang berhasil akan bertambah
sehingga laju reaksi meningkat.
Peningkatan suhu dapat mempercepat laju reaksi . suhu
suatu sistem adalah ukuran dari rata – rata energy kinetic dari partikel
–partikel pada sistem tersebut. Jika suhu naik maka energy kinetic partikel –
partikel akan bertambah, sehingga kemungkinan terjadi tumbukan yang berhasil akan
bertambah dan laju reaksi menigkat.
Penambahan luas permukaan bidang sentuh akan
mempercepat laju reaksi . makin besar luas permukaan, menyebabkan tumbukan
makin banyak , karena makin banyak bagian permukaan yang bersentuhan sehingga
laju reaksi makin cepat .
Katalis dapat mempercepat reaksi, katalis dapat
menurunkan energy aktivasi (Ea), sehingga dengan energy yang sama jumlah
tumbukan yang berhasil lebih banyak sehingga laju reaksi makin cepat.
Sumber : Lewis ,
Thinking Chemistry
Prinsip :
Berdasarkan teori tumbukan , suatu tumbukan akan
menghasilkan suatu reaksi jika ada energi yang cukup . selain energi ,
jumlah tumbukan juga berpengaruh. Laju reaksi akan lebih cepat, jika
tumbukan antar partikel yang berhasil lebih banyak terjadi.
BalasHapusGood Morning All, Coming Promo ya !!
Have Predicted figures fortune telling and dreams are telling? Come Replace your numbers in the (S) (U) (K) (S) (E) (S) (4) (D) BO that has proven Safe and Reliable, please Add our BB pin pack 2B4BABF8 / 7B59A173
JP greetings! of SUKSES4D
suksestoto
Iklan kapur
BalasHapusMohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
Kami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Asep 081281774186
085793333234
Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu